Budaya-Tionghoa.Net | Jeremy Lin menjadi produk Harvard pertama sejak 1953 yang bergabung ke NBA. Dia menandatangani kontrak dengan Knicks sebagai cadangan guard.
Forum Budaya & Sejarah Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Jeremy Lin menjadi produk Harvard pertama sejak 1953 yang bergabung ke NBA. Dia menandatangani kontrak dengan Knicks sebagai cadangan guard.
Budaya-Tionghoa.Net | Kalau ditinjau dari sudut ilmu budaya, tulisan merupakan salah satu alat pencatat dan penyebaran budaya,sebab tulisan mencatat jejak sejarah perkembangan dan pencapaian yang beraneka ragam dari budaya. Semua hasil karya penemuan dan kebijaksanaan leluhur, dengan tulisan barulah dapat diwariskan untuk selama-lamanya, dan semua kebijakan,kecerdasan generasi berikutnya atau yang akan datang mendapatkan kemajuan dan pencerahan dari pencatatan tulisan. Umat manusia jikalau tidak menemukan tulisan,maka dipastikan akan berada dalam sebuah era barbar dan dungu. Karena itu,tulisan bukan hanya merupakan cahaya penerang bagi umat manusia untuk memasuki era peradaban, namun tulisan juga merupakan alat untuk terus menerus mengembangkan dan menyebarluaskan peradaban umat manusia sepanjang masa.
Budaya-Tionghoa.Net | Pada jaman Chunqiu di kerajaan Chu hiduplah seorang yang bernama Lao Lai Zi. Dia adalah anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Saat Lao Lai Zi berusia 70 tahun ayah dan ibunya masih sehat walafiat. Lambat laun kedua orang tua Lao Lai Zi karena merasa hidupnya tidak lama lagi, lantas menjadi murung.
Budaya-Tionghoa.Net | Pada zaman revolusi, banyak masyarakat Tionghua asal Bangka yang turut serta barisan nasional menggempur kolonial Belanda bersama putera daerah lainnya dalam mendirikan dan melindungi keutuhan Republik Indonesia. Satu antara sosok yang sangat terkenal adalah Tony Wen atau Boen Kin To nama aslinya.
Ia dilahirkan dalam keluarga berada. Ayahnya seorang Kepala parit pertambangan timah di Belitung. Ia disekolahkan ke Tiongkok oleh orangtuanya. Sekembalinya ke Indonesia, mengajar sebagai guru olah raga di Sekolah Menengah Pak Hwa di Jakarta, sebuah sekolah yang didirikan atas sumbangan dana dari para pengusaha Tionghoa setempat pada ketika itu.