Budaya-Tionghoa.Net | Diantara sekian banyak bintang laga Asia pada khususnya dan dunia pada umumnya , tidak ada yang seberani Jackie Chan , dalam menghadirkan aksi-aksi berbahaya. Jackie Chan melakukan sendiri semua adegan berbahaya , bukan saja di awal karirnya yang memang merupakan salah satu stuntman , tetapi juga disaat karir dia mencapai puncak , superstar dunia. Jackie memegang rekor dunia untuk adegan stuntman yang dilakukan oleh aktor yang bersangkutan. Totalitas Jackie untuk menghadirkan yang terbaik yang membuat karirnya tetap gemilang di usia tuanya.
Author: Zhonghua Wenhua
Margareth Wang Yueji – Artis Taiwan Asal Indonesia
Budaya-Tionghoa.Net | Bagi setiap artis Indonesia , bisa berkiprah di dunia entertainment internasional itu merupakan cita-cita. Tetapi hanya sedikit saja artis yang mendapatkan kesempatan untuk itu , artis populer secara nasional tidak menjamin dirinya dengan mudah dapat menembus pasar internasional . Kenyataannya Indonesia memang bukan kiblat di Asia , apalagi dunia. Kiblat Asia masih berkutat disekitar negara-negara Asia Timur seperti Korea Selatan , Tiongkok , Taiwan , Hong Kong dan Jepang.
Josephine Siao
Budaya-Tionghoa.Net | Film Fong Saiyuk sudah berulang-ulang atau barangkali sudah lebih dari belasan kali diputar ulang di stasiun televisi Indonesia. Disana kita bisa melihat Jet Li dengan ibunya yang seolah memegang kendali. Ibu Fong Saiyuk diperankan oleh Josephine Siao Fong-Fong 萧芳芳.
Etnohistorikal Tiongkok : Yakut
Budaya-Tionghoa.Net | Orang Yakut sering menyebut diri sebagai Sakha atau Saka . Dalam sejarah mereka dikenal sebagai Tungus , Jekos , Urangkhai Sakha. Mereka merupakan salah satu grup etnik di Siberia. Populasi Yakut berkembang dari 296 ribu orang [1970] , 328 ribu orang [1979] dan 400 ribu orang [1990].Sebagian besar dari mereka tinggal di otonomi khusus di Russia. Bahasa Yakut merupakan cabang dari bahasa Turkic walaupun perbendarahaan katanya terpengaruh oleh kebudayaan Mongol dan Tungus.
Dr Han Hwie-Song : Perjalanan Kami Pulang Kekampung Halaman
Budaya-Tionghoa.Net | Pada tanggal 30 November kami berangkat dengan kapal udara Lufthansa ke Jakarta, esoknya kira kira jam 18.30 kami sampai di lapangan udara Soekarno-Hatta. Flight ini kami alami dengan nyaman. Kesatu karena tidak banyak kami di bangunkan untuk diberi santapan atau minuman, dan kedua sesudah kapal udara terbang dari airport Frankfurt dan sesudah mendapatkan makan malam, saya makan satu kapsul obat tidur. Aku tidur kira kira selama 6 jam. Aku bangun dan penerbangan masih tinggal kira kira lima jam lagi sebelum kapal udara mendarat di Lapangan Udara Soekarno-Hatta. Segi negatifnya dengan penerbangan ini bagi penumpang dari Belanda ialah kami harus naik kapal udara dahulu dari Schiphol, Amsterdam ke Frankfurt dan disana menunggu kira kira dua setengah jam sebelum boarding ke kapal udara yang terbang ke Jakarta. Meskipun demikian kami tokh memilih Lufthansa karena selama aku terbang dengan penerbangan Jerman ini belum pernah terlambat lebih dari setengah jam. Kedua harganya lebih murah dari KLM atau Singapore Airlines.