Budaya-Tionghoa.Net| Dalam rangka memulihkan kekuasaan, penjajah Belanda menjalankan perang urat-syarat yang bertujuan meniadakan sympathie dunia terhadap RI, yang dinyatakan RI sebagai bikinan militer Jepang. Untuk mengatasi ini, sistem kabinet yang semula Presidentieel dirubah menjadi sistim kabinet parlementer, membatalkan rencana PNI sebagai partai tunggal dengan tetap membiarkan partai2 politik yang ada hidup secara bebas. Usaha penjajah Belanda dengan men-cap RI bikinan Jepang bisa digagalkan, tapi penjajah Belanda tidak putus-asa. Kemudian digunakanlah kedudukan minority ethnik suku Tionghoa sebagai ‘dongkrak’ yang menimbulkan persoalan merugikan RI.