Budaya-Tionghoa.Net | China dalam sejarahnya memang banyak sekali padanan yang menyertainya dikarenakan sejarah China sendiri yang panjang mencapai 5000 tahun. Istilah “Zhong Guo” atau “Negara Tengah” sendiri sebenarnya baru populer setelah terbentuknya republik setelah revolusi 1911. [1][2]Tentunya istilah Zhong Guo tidak serta merta muncul begitu saja, namun berasal dari istilah Zhong Yuan (Hokkian : Tiong Goan) yang artinya dataran tengah. Dataran tengah ini merujuk kepada daerah di antara Sungai Kuning di utara dan Sungai Panjang (Yang-tse) di selatan yang merupakan mobilitas orang2 yang berbudaya Han. Dulu, orang Han masih menganggap mereka sederajat lebih tinggi daripada bangsa barbar yang belum “cukup” berbudaya. Jangan heran, sikap egosentris seperti ini memang lazim pada negara besar di zaman dulu.[3]
Author: Zhonghua Wenhua
Pangkat Dalam Tradisi Kematian Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Dalam adat tradisional Tionghoa mengenai kematian, sering kita lihat keluarga yang ditinggalkan mendiang akan mengenakan pangkat di lengan atau di topi. Apa perbedaan masing-masing pangkat? Apa maknanya?
Jiwa Navalisme Laksamana Muda John Lie
“Jangan menjadikan bangsa ini menjadi jongos di negara lain, jongos di kapal-kapal niaga asing…Jadilah bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut, menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.” (Presiden Soekarno)
Budaya-Tionghoa.Net | Sayangnya, ucapan dan visi navalisme Bung Karno tersebut kandas membentur karang samudera pada masa pemerintahan Presiden selanjutnya yaitu Soeharto yang ketika melantik Kasal di awal 70-an berkata, “Indonesia membutuhkan AL yang kuat, tapi nanti.”
Pertanyaanya, nantinya itu kapan? Tenggelamnya visi navalisme ini turut berkontribusi pada lemahnya kondisi kekuatan laut kita dewasa ini. Salah satu cara untuk menggerogoti Angkatan Laut adalah tidak memperkenalkan pahlawan-pahlawan bangsa yang berjuang di samudera. Wajar saja apabila bangsa ini ditanya siapa pahlawan dari Angkatan Laut, maka mulai dari anak SD, SMP hingga SMA akan menjawab hanya satu orang saja, yakni Komodor Yos Soedarso. Adakah yang kenal Wiratno, Memet Sastra Wirya, Sutedi Senodiputra, puluhan atau bahkan ratusan pahlawan Angkatan Laut lainnya?
Dari Ibu Liem sampai John Lie: Sumbangsih Tionghoa di Masa Revolusi Kemerdekaan
Via Mailing-List Budaya Tionghua [Posted by Chan CT]
Budaya-Tionghoa.Net | Pengantar Redaksi , Nabil Forum ke-2 telah menampilkan tulisan Dr Bondan Kanumoyoso, ‘’Tokoh-tokoh Tionghoa dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia”. Tulisan yang membahas peran tokoh-tokoh Tionghoa di dalam lembaga-lembaga nasional seperti BPUPKI dan KNIP tersebut mendapatkan perhatian yang luas dari sidang pembaca. Menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-66, Nabil Forum edisi ini menampilkan tulisan yang masih membicarakan sumbangsih Tionghoa di masa Revolusi Kemerdekaan, namun dari kacamata yang berbeda.
讳疾忌医 Hui ji ji yi – Menyembunyikan Kekurangan Karena Takut Dikritik
VIA : Facebook Group Budaya Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Pada jaman zhan guo(antar kerajaan saling berperang) di kerajaan Qi hiduplah seorang tabib yang bernama Bian Qie.Suatu hari Bian Qie pergi menghadap raja Cai Huan Gong,ia mengamati air muka baginda raja merasa ada yang kurang beres.Bian Qie lantas berkata:raja,tubuh anda nanpaknya kurang sehat,sumber penyakitnya ada di dalam kulit,jika tidak segera diobati,dikuatirkan bisa bertambah berat.Saat itu raja Cai Huan Gong merasa tidak percaya,mengabaikan begitu saja diagnosa Bian Qie.