Budaya-Tionghoa.Net | Sifat Tao tidak terbatas dan meliputi seluruh alam semesta, semua benda dan makhluk dalam kekuasaanNya, karena semua berasal dari Tao dan kemudian setelah tiada akan kembali kepada Tao. Sifat Tao tercermin dalam rangkaian kata yang indah pada kalimat pembuka kitab Tao Tee Cing,”Tao, Khe’ Tao, Fei Ch’ang Tao; Ming, Khe’ Ming, Fei Ch’ang Ming” yang dapat diartikan, ” Tao yang dapat dibicarakan, bukanlah Tao yang sebenarnya atau yang abadi; dan nama yang dapat diberikan, bukanlah nama yang sejati.” (Tao Tee Cing I,1) (“The Way that can be described is not the absolute Way; the name that can be given is not the absolute name.”)
Author: Zhonghua Wenhua
Tentang Triad , Chiang Kai Sek & Sun Yat Sen
Budaya-Tionghoa.Net | Apakah benar Chiang Kai-shek anggota Triad? Triad di mata banyak orang adalah kumpulan orang jahat, mengapa dikatakan berjasa oleh Sun Yat-sen? Apa kaitan Chiang Kai-shek, Sun Yat-sen dan Triad?Apa tujuan pembentukan Triad? Asal mula kata Triad? Kaitan Sun Yat-sen dan Chiang Kai-shek dengan Triad?Perkembangan Triad di zaman sekarang?
Dokumentasi Foto : Rumah Keluarga Tjia – Singkawang
DATA ALBUM | Photographer : Ardian Zhang | Kategori : Arsitektur , Perjalanan | Tahun : – | Lokasi : Singkawang , Kalimantan Barat , Indonesia
Kelenteng Toasebio
Photo : Toasebio , by Ardian Cangianto
Budaya-Tionghoa.Net | Kelenteng Toasebio sudah berdiri di tempatnya yang sekarang sejak semula didirikan pada sekitar menjelang pertengahan abad ke-18 oleh komunitas Tionghoa asal Kabupaten Tiothoa/Changtai di Keresidenan Ciangciu/Zhangzhou dan¯dengan sendirinya¯tidak pernah dipindahkan dari tempat lain. Nama resmi kelenteng ini¯sebagaimana tertera pada papan nama di gerbang kelenteng¯adalah Hong-san Bio/Fengshan Miao (`Kelenteng Gunung Burung Hong’). Akan tetapi, karena Cheng-goan Cin-kun / Qingyuan Zhenjun, dewata pelindung masyarakat Kabupaten Tio-thoa/Changtai, juga dikenal sebagai Toa-sai Kong / Dashi Gong (`Paduka Duta Besar’), maka kelenteng ini juga dikenal sebagai kelenteng Toa-sai Bio/Dashi Miao (`Kelenteng Duta Besar’). Nama Toa-sai Bio di lidah penduduk lama-kelamaan berubah lafal menjadi Toa-se Bio dan menjadi nama jalan dimana kelenteng ini berada dan juga nama lingkungan sekitarnya. Nama Toasebio ini sampai sekarang masih dipakai, dari sinilah nama paroki di lingkungan ini, Paroki Toasebio.
Gereja Toasebio Yang Pro-Tionghoa
Photo : Toasebio , by Ardian Cangianto
Budaya-Tionghoa.Net | Gereja Santa Maria de Fatima terletak di jalan Kemengan III 47, Jakarta Barat. Sejak berdiri pada tahun 1850, misa yang diadakan pada setiap Minggu sore Pater Paulus Chih selalu menggunakan bahasa Mandarin. Menurut Pastor Yosef Bagnara SX, Kepala Gereja Katolik tersebut, ini merupakan satu upaya agar masyarakat keturunan Tionghoa tetap mengenal bahasa nenek moyangnya.