Budaya-Tionghoa.Net | Dalam tradisi keluarga saya , Fu Yung Hai itu adalah telur dadar campur daging/seafood disiram saus . Dapat di masak dengan cepat dan mudah. Di masa lampau , oma saya suka membuatnya untuk dijadikan bahan cemilan.
Author: Zhonghua Wenhua
Tabel Komposisi Protein – Mantou
Budaya-Tionghoa.Net | Tabel Komposisi Protein Dalam Mantou [Dong , 2005 ] Osborne Fraction Solubility Behavior Composition Biological Role Functional Role Albumin Extractable [Air] Non Gluten Protein Metabolis Protein Struktural Variabel Globulin Extractable [Garam] Non Gluten Protein Metabolis Protein Struktural Variabel Gliadin Extractable [Alcohol] Glutein Protein Prolamin Dough Viscosity Plasticity Glutenin Extractable [Asetat] Glutein Protein Prolamin…
Upacara Pernikahan Tradisional – Chio Thau
Budaya-Tionghoa.Net | Upacara Chio Thau adalah upacara pernikahan tradisional Peranakan lengkap dengan segala pernak-pernik upacara yang menyertainya. Disebut Chio Thau 上頭―artinya ‘mendandani rambut/kepala’ (to dress the hair), bukan ‘naik ke kepala’―karena, dalam bagian terpenting upacara ini, di atas sebuah tetampah besar warna merah terlukis yin-yang 陰陽 dan menghadap sebuah gantang (dou 斗, tempat menakar beras), pengantin (laki-laki dan perempuan) disisiri oleh ibunya sebanyak tiga kali; setiap sisiran dibarengi dengan doa-doa tertentu: misalnya: sisiran pertama agar si pengantin diberi jodoh yang panjang, sisiran kedua: banyak rejekinya, sisiran ketiga: anak-anaknya semua menjadi orang yang membanggakan, dan sebagainya.
Dokumentasi Capgomeh Bandung 2011 – Part III
Photographer : Ardian Cangianto | Kategori : Festival | Capgome Bandung 2011 | Lokasi : Bandung-Jawa Barat | Tahun : 2011 {phocagallery view=category|categoryid=62|limitstart=0|limitcount=0|detail=5|displaydetail=0|displaydownload=0|displaydescription=0|displayimgrating=0|type=1}
Upacara Pernikahan Tradisional – Chio Thau
Budaya-Tionghoa.Net | Upacara Chio Thau adalah upacara pernikahan tradisional Peranakan lengkap dengan segala pernak-pernik upacara yang menyertainya. Disebut Chio Thau 上頭―artinya ‘mendandani rambut/kepala’ (to dress the hair), bukan ‘naik ke kepala’―karena, dalam bagian terpenting upacara ini, di atas sebuah tetampah besar warna merah terlukis yin-yang 陰陽 dan menghadap sebuah gantang (dou 斗, tempat menakar beras), pengantin (laki-laki dan perempuan) disisiri oleh ibunya sebanyak tiga kali; setiap sisiran dibarengi dengan doa-doa tertentu: misalnya: sisiran pertama agar si pengantin diberi jodoh yang panjang, sisiran kedua: banyak rejekinya, sisiran ketiga: anak-anaknya semua menjadi orang yang membanggakan, dan sebagainya.