Budaya-Tionghoa.Net| Pada era 1960-an, Republik Indonesia (RI) dibawah pemerintahan Presiden Soekarno menjalin hubungan baik dengan Republik Rakyat Cina (RRC), yang saat itu berada dibawah kepemimpinan Ketua Mao (Mao Tse- Tung). RI dan RRC sempat pula berupaya menyelenggarakan Conference of New Emerging Forces (CONEFO). Konferensi tersebut diharapkan bisa menjadi penampung aspirasi negara-negara miskin, semacam ‘perserikatan bangsa-bangsa’ untuk negara dunia ketiga, pada masa-masa tersebut. Bersamaan dengan itu, di intern dalam negeri RI tumbuh tiga kekuatan politik besar : Partai Komunis Indonesia (PKI), militer dan figur Soekarno yang secara politik cenderung berorientasi ‘kiri.’ PKI menjadi sebuah kekuatan besar pasca by-election 1957, sementara militer menjadi sebuah kekuatan besar pasca pemberontakan lokal PRRI/ Permesta.