Budaya-Tionghoa.Net| Tadi malam saya menginap di rumah adik saya Asahan. Sudah sering Asan dan istrinya – ipar saya – menanyakan kapan menginap di rumahnya. Saya memenuhi ajakan dan undangannya. Tetapi saya katakan kepadanya besok pagi-pagi benar saya harus berangkat dari rumahnya untuk melayat meninggalnya teman kami = TAN HWIE KIAT.
Author: Zhonghua Wenhua
Perhitungan
Budaya-Tionghoa.Net | Apakah hal sebenarnya yang begitu mendorong saya buat datang ke Indonesia sampai dua kali dalam tahun ini? Ada dua hal. Pertama ada harapan banyak teman agar saya mau menghadiri pertemuan – perayaan kangen-kangenan ketika sambil-lalu memperingati ultah saya yang ke 70,- Tentu saja saya siap – mau dan rela. Lalu yang kedua, beberapa penerbit buku saya, mau membayar – menyerahkan uang honor atau royaltinya – yang buku-buku itu sudah beredar di beberapa toko-buku tetapi uang honor-royaltinya belum saya terima satu senpun. Tentu saja semua ini bukan salah mereka – ada kesulitan buat mengirimkannya. Saya katakan, biarlah saya yang datang ke sana ( maksudnya ke Jakarta dan Bandung ). Karena saya ini belum biasa dan belum pernah merasakan dapat honor-royalti semenjak dari tahun 1965 sampai tahun 2002, jadi banyak salah hitung dan salah duga.
Semar Membangun Kahyangan
Pemanfaatan media wayang kulit untuk kepentingan kampanye pemilu ternyata belum nampak jelas dan nyata. Bandingkan dengan pemilu l955, banyak parpol menggelar lakon wayangnya dengan dalang yang cocok untuk itu. Saat ini, (mungkin satu-satunya) yang tampak menggunakan TVRI untuk kampanye Megawati, adalah pagelaran wayang kulit yang didalangi dalang perempuan, Kenik Asmorowati, sarjana pedalangan Solo, sebulan lalu. Lakonnya tentang heroismenya Srikandi tokoh perempuan dalam pewayangan yang energik dan pemberani dalam perang. Dari awal sampai tancep kayon (tanda berakhir) terdengar yel-yel dan gemuruh penonton meneriakkan HIDUP MBAK MEGAWATI . Yang punya gawe memang beberapa kawan dari fraksi PDIP di DPR. Sayang pagelaran wayang untuk mendukung kampanye para capres pada pemilu saat ini tak ada lagi yang muncul.
Tionghua Singapura (1881-1921)
Budaya-Tionghoa.Net | Inggris pasca perang Napoleonic menjadi negara adidaya didunia. Dalam konteks itu juga Singapura didirikan oleh Inggris setelah “tukar tambah” wilayah dengan Belanda. Dibawah pemerintah kolonial Inggris , Singapura berkembang pesat menjadi menjadi kota kosmopolitan dunia. Singapura menjadi kota multi-kultur dan multi-etnis dengan kehadiran Huakiao , disamping Melayu sendiri sebagai bumiputera , orang-orang India dan etnisitas lainnya.
Tong Kosong [Nyaring Bunyinya]
Budaya-Tionghoa.Net | Sebenarnya saya belum begitu lama mengenal Mas Kusno. Tapi saya sudah mulai tertarik kepadanya. Sebab dia selalu ngomong dan bercerita tentang hal-hal besar. Yang bukan urusan biasa sehari-hari, bukan hal sepele. Apa dia bilang? Katanya, kita yang hidup di luarnegeri ini, jangan hanya enak-enak saja, menikmati kehidupan sehari-hari, tanpa mengingat keadaan teman-teman dan anak-anak miskin di tanahair. Ingat anak-anak jalanan – ingat anak-anak yatim-piatu – anak-anak miskin yang hidupnya bukan hanya tidak mampu bersekolah, tetapi mau hiduppun susah! Sudah seharusnya kita ini mengulurkan tangan buat membantu mereka. Kiita harus berbuat demi anak-anak itu. Masaksih kita tidak bisa menyumbang barangkan sedikit – memisahkan uang pendapatan kita barangkan satu dua euro – atau seberapalah semampu kita.