Budaya-Tionghoa.Net | Anak saya Nit, bicara sebagai tuanrumah dan keluarga dan sebagai pengundang, antaranya mengatakan bahwa sebenarnya ayah saya tidak terbiasa merayakan hari ulangtahun dirinya. Tetapi karena angkanya sekali ini agak khusus dan mau bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan dan teman-temannya, maka hari ultah yang kali ini kami rayakan dan peringati. Tapi ka- rena rumah kami tidak besar, sedangkan tamunya tidak sedikit, maka kami bagi dua rombongan.
Author: Zhonghua Wenhua
Jembatan Lengkung
Budaya-Tionghoa.Net | Pabila saya lupa merendam panci atau kukusan karena menanak nasi ketan buat dijadikan tapai, bukan main sulitnya menghilangkan bekas nasi ketannya itu. Dia lengket – melekat sangat erat dan kukuh. Biasanya panci dan kukusan itu saya panaskan lagi di kompor, bahkan sampai mendidih. Sudah itu barulah saya kikis dan bekas nasi ketannya barulah hilang. Ketika itulah saya wanti-wanti berpesan pada diri sendiri – salah e dewek, kenapa tidak langsung direndam agar tidak kerja dua kali, buang-buang waktu. Sudah itu saya berpikir, betapa lengket dan lem yang dilahirkan oleh nasi ketan hitam maupun ketan putih itu, bukan main zat lengketnya – zat lemnya begitu bagus.
Apa Itu Ukuran Bahagia? [1]
Budaya-Tionghoa.Net | Teman baik saya yang di ujung dunia – Australia sana – mengajukan pertanyaan kepada saya, yang kira-kira mempersoalkan apa itu yang disebut bahagia. Katanya memulai riwayat maka sampai kepada perkara yang saya tuliskan ini “Saya kebetulan pernah menjadi relawan di kota Mebourne buat sebuah organisasi yang bernama <Youth Suicide Prevention Society> – dengan mottonya Here for life. Organisasi ini mengurus anak-anak muda yang pada mau bunuh diri”‘.
Mendapatkan Kabar Tentang Penjalaran Kanker [3]
Budaya-Tionghoa.Net| Kemarin dulu putriku pulang dari pekerjaannya mengatakan padaku:”papa saya telah membicarakan dengan oncolog tadi siang, dan papa akan mendapatkan chemoterapi pada hari rabu tanggal 9 Juni jam 09.45 pagi. Dua hari sesudah kedatangan kalian dari vakansi ke pulau-pulau kanari. Tetapi papa harus selasa jam 09.30 pergi membicarakan dengan dia.” Sambil ketawa putriku menepok-nepok pundakku dan lalu menciumku dan melanjutkan dengan kata-kata:” papa punya kondisi baik, semangat juga baik dan papa mempunyai keulatan. Saya tidak kewatir dan takut, semua pasti OK, seperti yang sudah-sudah.” Aku ketawa dan menerimanya dengan mangguk-mangguk. Namun yang agak menekan pikiranku ialah effek sampingan dari chemoterapi. Meskipun aku tidak banyak memikirkan tentang hidup dan mati, namun tokh ada satu perasaan yang aku sukar menulis dengan kata-kata. Seperti ada sesuatu yang tidak enak di dadaku dan pikiranku, arek Surabaya mengatakan ada “ganjelan” dalam hati. Namun keluargaku semua mendukung aku dengan penuh cinta-kasih, dan aku tidur dengan nyenyak tanpa kesulitan.
Upacara Perpisahan Dengan Rokh
Budaya-Tionghoa.Net| Saya sedikit bingung bagaimana cara menyuruh pergi bau-bauan wangi dan bau badan serta seakan-akan ada bunyi dengusan nafas sekitar saya. Perkara ini sudah saya ceritakan di milis ini. Saya cari akal dan mengingat apa daya saya buat berpisah atau menyuruh dengan halus dan sopan rokh yang ada di sekitar saya. Rasanya saya perlu bertanya dan bahkan minta bantuan anak saya, yang ketika itu masih mendalami ilmu ke-paranormal-an bersama teman seniornya, si Rik. Nit lalu mengingatkan saya ketika saya dimintanya membuat upacara syukuran karena almarhum mamanya sudah “dinaikkan” ke atas oleh mereka berdua.