Budaya-Tionghoa.Net | Karena keanehan-keanehan tertentu dalam pendidikan orangtua Sakil terhadap anaknya, maka setiap orang akan melihat, ada apa dengan Sakil ini. Terkadang tampaknya dia bingung dan selalu agak kusut – ada beban pikiran yang tak terletakkan. Sudah saya tuliskan bahwa Sakil ini sebenarnya anak baik – bahan-bahannya baik. Tetapi karena mendapat perhatian sangat sedikit dari orangtuanya – bahkan seakan-akan tidak diperdulikan, maka anak ini terlihat lain dari anak-anak lain. Apanya yang lain, itupun tidak kentara apa sesungguhnya. Mungkin dengan kata memelas – atau orang merasa iba melihatnya. Anak yang baru mau bertumbuh, tetapi samasekali tidak mendapatkan perawatan – perhatian selayaknya dari orangtuanya sendiri, tentulah akan menemui keadaan yang tidak normal.
Author: Zhonghua Wenhua
Saya Bahagia Melihat Teman Bahagia
Budaya-Tionghoa.Net | Kemaren. Sabtu malam kami diundang buat merayakan ulangtahun kedua teman kami, sepasang suami istri, sekaligus memasuki usia pensiun. Jadi ada tiga titik perayaan dan pestanya. Dua berulangtahun dan satu memasuki usia pensiun. Teman baik saya, Tis dan istrinya Sin. Dua orang yang sederhana sebagai manusia – ramahtamah – terbuka dan selalu menyenangkan orang. Dua orang ini selalu peduli pada hal-hal yang seharusnya kita pedulikan. Dan dua teman saya ini, adalah orang saleh dalam beragama Kristen-Protestan.
S A K I L [1]
Budaya-Tionghoa.Net | Cukup banyak anak-anak di sekitar perkampungan kami. Umur mereka sekitar usia SD – antara 6 sampai 9 tahun. Anak-anak ini saling berteman, tetapi juga saling berkelompok. Cucu saya, Berry, berkelompak dengan anak-anak Belanda-totok. Namanya Yasper, adiknya Timmy laki-laki, lalu adiknya perempuan Fleure. Berry termasuk kelompok ini.
Hampir Punah : Musik Tradisional Hakka di Bandung
Budaya-Tionghoa.Net | Perkembangan musik tradisional China akhir-akhir ini secara umum cukup menggembirakan, hal itu bisa kita lihat dari adanya sebagian kecil dari kaum muda yang tertarik dan mulai mempelajari alat-alat musik tradisional China, seperti erhu, guzheng dan dizi.Kemunculan 12 Girls Band juga turut membantu memperkenalkan alat-alat musik tradisional China kepada generasi muda kita yang lahir di jaman orde baru .
Catatan Seorang Klayaban : Kebenaran Di Indonesia – SBKRI
Budaya-Tionghoa.Net| Artikel Ariel Heryanto “SBKRI” [Kompas, Minggu, 02 Mei 2004], sungguh sebuah artikel menarik, penuh humor dan menggugah nurani bagi yang masih punya nurani, menyentuh rasa keadilan, bagi yang masih mempunyai rasa keadilan, mengusik rasa kemanusiaan bagi yang masih mempunyai rasa kemanusiaan dan sekaligus mempertanyakan masalah makna kewarganegaraan serta apa itu Indonesia dan keindonesiaan.