Budaya-Tionghoa.Net | Dear all, Saya ingin menambah sedikit lagi soal diskusi tentang kapitalisme yang mengambil bungkus baru bernama globalisasi (ato dikenal juga dengan neo-liberalisme). Sangat disarankan untuk melihat film dokumenter yang sudah saya sertakan linknya . Saya sertakan link dibawah ini film dokumenter tentang dampak globalisasi di Indonesia. Globalisasi , jargon indah yang selama ini dijadikan alat untuk meninabobokan sebagian besar penduduk dunia.
Author: Zhonghua Wenhua
Red Capitalist
Budaya-Tionghoa.Net | Ada orang beranggapan bahwa suatu negara bila makmur, maka negara itu menganut kapitalisme. Ini adalah pengertian konsep yang rancu. Kesimpulan bahwa Tiongkok yang makmur sudah menjadi negara penganut Kapitalisme-Barat itu belum bisa diketahui sekarang! Mengapa ? Sebelumnya kita perlu memahami perbedaan pengertian tentang kapital, kapitalis dan kapitalisme (Barat). Kapital artinya “modal”, sifatnya netral. Apa arti “modal” ? Paling umum adalah modal kerja. “Tenaga otot” itu modal. Uang juga modal.
Budaya Tersinggung
Budaya-Tionghoa.Net | Bangsa kita mempunyai masalah yaitu “mudah tersinggung”. Dimasa Orde Baru atau sekitar periode Lee Kuan Yew atau Goh Chok Tong , pernah suatu ketika ada wartawan luar negri yang memuat foto lima orang pemimpin ASEAN yang baru melangsungkan rapat plus seorang berpakaian buruh disampingnya sehingga yang tertangkap kamera berjumlah enam orang. Potret itu kemudian dimuat di koran Singapura. Saya ketika itu masih berkerja di Indonesia dan masih mengingat bahwa tidak ada negara lain yang protes kecuali Indonesia yang mencak-mencak.
Kemajuan Vietnam , Kandidat Macan Baru Asia
Budaya-Tionghoa.Net | Vietnam memang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang pesat, pertumbuhan ekonominya sekitar 8% per tahun. Di Ho Chi Minh City (dahulu dinamakan Saigon) orang dapat merasakan denyut pembangunannya seperti pembangunan infrastruktur, kawasan industri dan perumahan baru yang sedang dalam konstruksi.
Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat (1760-1831)
Budaya-Tionghoa.Net | Nama Tionghoa pangeran Setyodiningrat adalah TAN JING SIN dan inilah sejarah hidup beliau. Hal-ikhwal yang mencuat dalam latar belakang protagonis ceritera ini adalah semangat pembaurannya. Pergaulan luasnya dengan orang berbagai etnis, cintanya yang sama terhadap budaya berpusparagam – Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat (1760-1831) merupakan yang barangkali dapat menjadi contoh layak untuk bangsa Indonesia sehubungan upayanya mengukuhkan tersusunnya persatuan di antara para warganya dalam rangka menyadarakan secara maujud cita-cita mulia reformasi ibu pertiwi kita.