Budaya-Tionghoa.Net |Di buku Jimat Pakua Suatu Penjabaran Terpadu, (karangan William Chouw, penerbit Abdi Tandur) Bab 3 Misteri Pakua dalam Sistem Ganzhi, Ganzhi dihubung-hubungkan dengan huruf Yahudi. Alasannya hanya karena huruf Yahudi berjumlah 22 huruf sesuai dengan jumlah Ganzhi yang juga berjumlah 22. Sekarang mari kita lihat apakah memang Ganzhi berhubungan dengan (baca: berasal dari) huruf Yahudi.
GANZHI
Ganzhi 干支 adalah sebutan (singkatan) untuk TianGanDiZhi 天干地支.
TianGan 天干 (Batang Langit) berjumlah 10 batang, yaitu:
Tentang Marga di Tiongkok ,Jepang , Korea & Vietnam
Tanya
Saya ada pertanyaan lebih lanjut mengenai marga-marga Bangsa Tionghoa. Pertanyaannya adalah mengenai sejarah timbulnya marga-marga tersebut. BAgaimana dapat muncul sekian banyak marga? Kemudian sejak kapan sistim nama keluarga tersebut dipergunakan? Apakah ada hubungannya dengan klan-klan Bangsa Tionghoa awal?
Jawab : Awalnya marga (Mandarin: Xing, Hokkian: Sne, Hakka: Siang) diturunkan berdasarkan garis ibu. Hal ini terlihat dari huruf XING yang terdiri dari radikal NU (perempuan) dan SHENG (lahir).Munculnya berbagai macam marga antara lain karena:
Masalah Penulisan Marga Tionghua dengan Huruf Latin
Budaya-Tionghoa.Net| Banyak orang Tionghua–terutama yang tidak menguasai bahasa Tionghua–yang menganggap bahwa satu marga mempunyai satu penulisan Latin yang seragam. Saya beberapa kali bertemu dengan orang yang bermarga LIAO. Pada umumnya mereka menanyakan bagaimana penulisan (huruf Latin) marga saya. Apakah Liauw, Liaw, Liau, Liao. Kalau penulisan huruf Latinnya sama, berarti marga saya sama dengan marga mereka, kalau berbeda berarti marganya beda. Padahal huruf zhongwen-nya sama. Sepupu saya yang bermarga Lim juga beberapa kali bertemu dengan yang bermarga Liem, Lam, dan Lin. Apakah marga mereka sama?
Beda Orang Tionghoa dan Orang Jepang
Peran Tulisan – “Pelestarian” dan Perkembangan Budaya
Budaya-Tionghoa.Net | Tulisan dan Ada . Demikian pidato Nadine Gordimer, seorang wanita Yahudi cemerlang seperti halnya Arendt, di podium penghargaan Nobelnya. Pidato ini menceritakan petualangan bagaimana suatu kata-kata itu berkembang , dari semula verbal , kemudian menjadi tulisan (yg selama ini kita baca) , dan sekarang kemudian lebih dekat ke langit , mengalami transformasi dan disiarkan melalui satelit. Pidato Gordimer ini menggenapi Bacon , makna keabadian dan eksistensi dari tulisan.