Budaya-Tionghoa.Net | Di sini kuceritakan sebuah legenda Tiongkok mengenai ambisi dan kematerialan manusia. Karangan ini asalnya ditulis oleh Jiang Yingke dalam abad ke limabelas yang aku pernah baca dari buku Äncient Chinese Fables”.
Category: Kisah
Kisah : Perjalanan Esok Lebih Berat
“Santai aja, hari masih panjang”
“Ahhh, tugas itu nanti aja dikerjain”
“Lambat asal selamat”
“Lebih baik kita ke Mal dulu”
“Dasar, sok rajin lo”
Budaya-Tionghoa.Net | Pernahkah Anda mendengar kalimat-kalimat diatas, setidaknya saya sudah pernahmendengarnya. Kata-kata diatas mencerminkan citra diri orang yang mengatakan. Terserah penafsiran Anda baik positif maupun negatif. Saya sangat menyadari bahwa kalimat-kalimat diatas begitu merefleksikan cara berpikir generasi muda dan masih membudaya sampai sekarang.
Wang Yang Bu Lao – Membetulkan Kandang Setelah Kehilangan Kambing
Budaya-Tionghoa.Net|Seorang pejabat dikatakan setia,tidak berarti harus selalu membenarkan/mengiyakan pendapat sang raja.Setiap orang tentunya akan merasa tidak senang untuk dikritik.Karena itu kita perlu mencari cara yang tepat untuk menyampaikannya.Cerita di bawah ini menceritakan bagaimana Zhuang xin memberikan nasehat kepada chu xiang gong.
Pepatah : Baja Yang Baik Tidak Akan Dibuat Paku, Anak Yang Baik Tidak Akan Menjadi Tentara
Budaya-Tionghoa.Net| Ada pepatah yang mengatakan bahwa baja yang baik tidak akan dibuat paku, anak yang baik tidak akan menjadi tentara. pepatah itu timbul pada masa pemerintahan nationalist
atau Guo Min Dang. Jadi mungkin tidak ada dalam cerita silat.
Pada masa tersebut tentara Guo Min Dang tidak ada bedanya dengan bandit belum lagi rakyat Tiongkok yang melihat perilaku dari tentara- tentara asing yang menganeksasi negerinya. Dan dalam perjalanan dinasti di Tiongkok memang peperangan sudah merupakan hal yang dapat dianggap timbul tenggelam terus menerus , tentunya membuat banyak rakyat enggan menjadi tentara. Karena perang yang berkobar tentunya rakyat yang menderita.
Kakek Dungu Memindahkan Gunung [2] – Kisah Seorang Gadis Pembuat Kandang Guoguo
Budaya-Tionghoa.Net| Cerita “Kakek Dungu Memindahkan Gunung” dari bagian pertama ini adalah cerita yang sangat sederhana, tapi telah berumur sangat tua. Tidak ada yang tahu mulai zaman apa cerita ini beredar, dan tidak ada yang tahu siapa yang mengarangnya. Dari zaman ke zaman, dari mulut ke mulut, ia beredar terus. Pada masa modern ini cerita ini sering dibukukan, buku bacaan untuk anak-anak, atau buku bergambar, juga sering muncul sebagai bacaan dalam buku pelajaran sekolah dasar. Hampir semua orang yang pernah belajar bahasa Tionghoa pernah mendengarnya atau membacanya.