Budaya-Tionghoa.Net | Upacara Chio Thau adalah upacara pernikahan tradisional Peranakan lengkap dengan segala pernak-pernik upacara yang menyertainya. Disebut Chio Thau 上頭―artinya ‘mendandani rambut/kepala’ (to dress the hair), bukan ‘naik ke kepala’―karena, dalam bagian terpenting upacara ini, di atas sebuah tetampah besar warna merah terlukis yin-yang 陰陽 dan menghadap sebuah gantang (dou 斗, tempat menakar beras), pengantin (laki-laki dan perempuan) disisiri oleh ibunya sebanyak tiga kali; setiap sisiran dibarengi dengan doa-doa tertentu: misalnya: sisiran pertama agar si pengantin diberi jodoh yang panjang, sisiran kedua: banyak rejekinya, sisiran ketiga: anak-anaknya semua menjadi orang yang membanggakan, dan sebagainya.
Category: Budaya
Upacara Pernikahan Tradisional – Chio Thau
Budaya-Tionghoa.Net | Upacara Chio Thau adalah upacara pernikahan tradisional Peranakan lengkap dengan segala pernak-pernik upacara yang menyertainya. Disebut Chio Thau 上頭―artinya ‘mendandani rambut/kepala’ (to dress the hair), bukan ‘naik ke kepala’―karena, dalam bagian terpenting upacara ini, di atas sebuah tetampah besar warna merah terlukis yin-yang 陰陽 dan menghadap sebuah gantang (dou 斗, tempat menakar beras), pengantin (laki-laki dan perempuan) disisiri oleh ibunya sebanyak tiga kali; setiap sisiran dibarengi dengan doa-doa tertentu: misalnya: sisiran pertama agar si pengantin diberi jodoh yang panjang, sisiran kedua: banyak rejekinya, sisiran ketiga: anak-anaknya semua menjadi orang yang membanggakan, dan sebagainya.
Setelah Pesta Usai 春 节 有 感
Budaya-Tionghoa.Net| Waktu terus berjalan, tahun baru Imlek kedua setelah masa reformasi baru saja berlalu, suasana perayaan yang hiruk pikuk telah usai. Namun perasaan yang bergolak dalam hati setiap tahun setiap kali “Sin cia” hadir masih belum juga reda. Setelah perayaan, selesai menghadiri perjamuan perjamuan, banyak hal yang aku renungkan, namun sangat sulit untuk melukiskan perasaanku yang sangat komplek ini hanya dengan satu kalimat sederhana.
Q-A : Tionghua apa Tionghoa?
Tanya : Ada hal kecil yang bikin saya penasaran mengenai penulisan “Tionghoa”. Milis ini bernama budaya_Tiong “HUA” tapi di isi postingan teman-teman ada yang menulis tiong-“HOA”….sebenarnya yang betul yang mana , HUA atau HOA? (H Tanzil)
Jawab : Istilah yang umum digunakan di Indonesia adalah TIONGHOA, bukan TIONGHUA. Tetapi, menurut saya, kita harus mulai menggunakan romanisasi bahasa Tionghua . termasuk juga dialek2nya atau Fangyan yang standard.
Puisi Malam Perayaan Musim Semi – Xin Qiji
Budaya-Tionghoa.Net | Syair Xin Qiji ini sudah pernah saya terjemahkan, langsung dari bahasa aslinya, dan pernah saya posting dimillis ini. Syair ini berjudul malam perayaan musim semili(capgomeh), ada dlm antologi puisi tiongkok klasik yang saya susun :”Purnama di Bukit Langit”. Ini saya kutipkan lagi dibawah, untuk dibandingkan dengan hasil terjemahan lewat bahasa perantara.