Kompas, Pustakaloka, 2006/3/18
Kedua buku ini (Victor M.Fic : “Kudeta 1 Oktober 1965–sebuah studi tentang konspirasi” dan Antonie C.A. Dake ; “Sukarno File- Kronologi Suatu Keruntuhan” ) tampak seperti karya nonfiksi.
Forum Budaya & Sejarah Tionghoa
Kompas, Pustakaloka, 2006/3/18
Budaya-Tionghoa.Net | “Buku ini tidak dapat ditulis seandainya tak ada hari ulangtahun yang tidak dirayakan. Maksud saya, selama lebih daripada duapuluh tahun terakhir ini saya ‘menghilang’ pada setiap hari ulang tahun saya. [.] Saya pergi ke tempat-tempat dimana saya dapat menelusuri para pengarang kesastraan Melayu Tionghoa”
Begitulah yang dikatakan Myra Sidharta dalam kata pengantar dibuku karyanya yang berjudul “Dari Penjaja tekstil sampai Superwoman”. Walau selama duapuluhtahun tak pernah merayakan ulangtahun karena selalu berkelana mencari jejak-jejak keturunan para pengarang Kesastraan Melayu Tionghoa, hal ini tidaklah sia-sia karena membuat Myra memperoleh banyak sumber mengenai apa yang selama ini ia tekuni selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Budaya-Tionghoa.Net | Banyak sudah buku-buku sejarah yang menulis rangkaian peristiwa masa-masa pra kemerdekaan khususunya masa peralihan dari pemerintahan kolonial Belanda kepada Jepang dan masa peralihan dari pemerintahan Jepang ke masa-masa revolusi kemerdekaan. Namun peristiwa-peristiwa penting tersebut biasanya hanya ditulis dalam bentuk angka-angka tahun disertai penjelasan-penjelasan singkat dan seperlunya. Sangat jarang buku yang menceritakan masa-masa itu secara mendetail lengkap dengan gambaran masyarakat yang terlibat didalamnya. Buku Indonesia Dalem Api dan Bara ini rupanya akan melengkapi kelangkaan tersebut karena buku ini memiliki gambaran yang lengkap dan luas mengenai peristiwa, suasana dan kondisi sebagian masyarakat Indonesia yang hidup di masa itu.
Budaya-Tionghoa.Net | Bagaimana jika dikau lahir dan besar dalam lingkungan di mana bahasa ibumu, nama, dan budayamu tak boleh dipakai? Meski engkau sudah berbahasa sama, bernama serupa, tapi kulit dan bentuk matamu tetap beda, dan engkau tak sepenuhnya diterima. Di saat-saat tertentu bahkan engkau harus menjadi domba qurban. Engkau dibesarkan dalam suasana tanpa hubungan dengan semua simbol-simbol yang sangat berarti bagi etnismu, kecuali film-film manca saja yang bisa menjadi obat dahaga?
Budaya-Tionghoa.Net | Ada dua nama yang tercatat secara gemilang dalam sejarah kebangkitan kembali genre cerita silat di Indonesia setelah tahun 2000.Yang pertama adalah Zhou Fuyuan (Skalaras), karena dialah orang pertama yang di era kebangkitan kembali cerita silat di Indonesia telah menerjemahkan cerita silat yang belum pernah diterjemahkan sebelumnya. Yaitu satu-satunya karya Chin Yung yang sampai saat itu belum diterjemahkan, “Pedang Gadis Wat (Yueh Nu Jian)”, diterjemahkannya di tahun 2003.