Budaya-Tionghoa.Net
Konferensi ini diadakan selama dua hari di sebuah hotel & dimotori oleh tiga universitas swasta besar dari tiga kota besar: Universitas Petra – Surabaya, Universitas Maranatha – Bandung & Universitas Katholik Soegijapranata – Semarang.
Saya menghadiri sebuah Konferensi Internasional tentang Indonesia Tionghoa: “International Conference on Chinese Indonesians – Their Lives & Identities”.
Category: Esai & Opini
Bahasa Menunjukkan Bangsa.
Orang asing yang baru sekali ke Indonesia sering kali kaget dan jengkel. Di mana-mana ditanya “sudah menikah?” oleh orang yang baru dikenal. Kalau dijawab “belum”, disergap pertanyaan “Mengapa belum?” Kalau dijawab sudah, segera digugat: “Di mana istri/suami kamu?” , disusul oleh pertanyaan berikutnya “Apakah sudah punya anak?”
Renungan Seorang Patriot Indonesia – Siauw Giok Tjhan
Budaya-Tionghoa.Net |Perkembangan di Indonesia selama 12 tahun terakhir ini untuk komunitas Tionghoa menyejukkan. Berbagai UU dan peraturan yang mengandung rasisme telah berhasil dihapus. UU kewarganegaraan baru yang mengganti UU Kewarganegaraan 1958 mengandung berbagai kepositifan. Tahun baru imlek telah dijadikan hari raya nasional dan perayaan bisa dilakukan secara terbuka. Bahasa Tionghoa bisa digunakan secara bebas. Sekolah-sekolah berbahasa Tionghoa juga bisa dibuka dan dikembangkan secara bebas.
Bahwa Lanfang Tetap Bernama Lanfang
Budaya-Tionghoa.Net | Lan Fang sebagaimana halnya dengan Soe Hok Gie, Kwik Kian Gie, Hong Sia, Hoo May Kwie, Ze Lie, Liem Swi King, Tan Sioe Lan, Tan Ping Swan, Wang May Ling, dan lain-lain adalah suatu nama.
Manusia Pada Dasarnya Rasis
Rasisme yang saya anggap ada dalam diri setiap manusia adalah kemampuan untuk membedakan ras, bukan kebencian atas ras. Tidak mungkin kita bisa membenci tanpa sebab jelas. Rasa benci tidak diturunkan gen. Lain halnya dengan rasa takut yang merupakan insting dasar manusia.