Budaya-Tionghoa.Net | Generasi muda masa kini besar kemungkinan bertanya-tanya “makhluk” apa kiranya yang disebut kesastraan Melayu Tionghoa, sampai didiskusikan di forum-forum internasional? Penuturan Myra Sidharta, kolektor sekaligus pengamat, membuka mata kita akan kehadiran satu genre kesastraan, yang sampai masa belum lama ini dan bagi sebagian besar masyarakat kita, telah terabaikan.
Category: Esai & Opini
SEBUAH CATATAN LAIN – Goenawan Mohamad
source: SiaR
Ketika Pramoedya Ananta Toer menerbitkan Hoakiau di Indonesia dan kemudian ditangkap, saya baru datang ke Jakarta. Umur saya 19. Saya datang dari sebuah sekolah menengah di udik, di Jawa Tengah. Di tahun 1960 itu, saya tak tahu apa saja yang terjadi di dunia. Saya tak tahu bahwa sebuah buku dilarang dan seorang pengarang terkenal dipenjarakan. Minat saya waktu itu agak terbatas. Kini saya bersyukur dapat membaca buku ini, yang hampir 40 tahun tersembunyi sebagai buku yang dilarang. Kini saya tahu apa yang terjadi, kurang-lebih.
Rasialisme Anti-Tionghoa Dan Percobaan Menjawabnya
Rasialisme anti-Tionghoa terbesar dan pertama kali terjadi pada 1740 jelas hasil permainan kekuasaan Kompeni alias VOC. Sumber-sumber otentik yang dipergunakan Jan Risconi dalam disertasinya Sja’ir Kompeni Welanda Berperang Dengan Tjina (1935) cukup jelas. Sayang dissertasi yang membahas syair berbahasa Melayu aksara Arab ini ditulis dalam bahasa Belanda sehingga untuk masa sekarangan ini agak sulit menjadi sumber rujukan. Kasus 1740 adalah rasialiane anti Tionghoa dari pihak Kompeni, dari pihak kekuasaan orang Barat/Belanda.
Klenteng Hiap Thian Kiong, Xie Tian Gong, 協天宫 (1885) Bandung.
Budaya-Tionghoa.Net | Tulisan ini dimaksudkan untuk perkenalan singkat mengenai bangunan klenteng Xie Tian Gong, Hiap Thian Kiong, Bandung yang dibangun tahun 1885. Bangunan tua bersejarah yang seharusnya menjadi kebanggaan bersama warga kota Bandung. Bangunan yang harus selalu dilestarikan dan dilindungi sebab nilai kesejarahannya yang tidak ternilai. Bangunan klenteng tua merupakan sumber kisah sejarah yang telah merekam suatu perjalanan masa lalu dengan cara tersendiri. Cara tradisionil sesuai dengan jamannya. Kini langgeng tersedia untuk diuraikan dan ditafsirkan secara lintas disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan budaya dan jaman. Sarana penghubung masa lalu dan kini, yang alami telah dipelihara secara swakarsa oleh masyarakat sendiri tanpa hiruk pikuk kemegahan.
Kehidupan Kami Di Hongkong (1972-1973) [1] – Mengenal Kehidupan Adalah Bijaksana
Budaya-Tionghoa.Net | Orang Belanda mengatakan: ”lebih baik teman yang dekat (di rumah) daripada famili yang jauh (dari tempat tinggal kita).” Pepatah ini sangat cocok dengan pengalaman orang yang meninggalkan keluarganya dan datang ke tempat yang baru atau dengan kata lain seorang imigran.