Budaya-Tionghoa.Net| Sebetulnya ada banyak topik budaya Tionghoa yang bisa dibahas-bahas, dengan seru, tetapi sehat dan bermanfaat dan tidak menjadi debat kusir,kalau mau.
Misalnya saya pernah bertanya, mengapa setelah jaman Chiang Kaishek, hampir tidak ada lagi orang Tionghoa yang berkumis!? Ini pertanyaan aspek budaya yang serius, tetapi tidak ada yang berminat membahasnya kecuali menjawab dengan guyonan saja. Barangkali karena sama-sama tidak tahu apa jawabannya. Mungkin karena selama ini tidak pernah sadar akan adanya fenomena budaya Tionghoa yang seperti itu, yaitu bahwa orang Tionghoa kontemporer boleh dibilang merupakan satu-satunya etnis di dunia yang punya budaya tidak memelihara kumis! Okay lah, kalau soal kumis sulit dijawab, pertanyaan saya berikutnya adalah bagaimana status judi dalam budaya Tionghoa? Mudah-mudahan ini lebih mudah dijawab.
Category: Esai & Opini
‘Multatuli Genootschap’ di Doelenzaal – Bibliotheek Universiteit van Amsterdam
Budaya-Tionghoa.Net | Kebiasaan dalam masyarakat Belanda : Orang-orang yang ada kegiatan dalam salah satu perkumpulan, perhimpunan, yayasan atau organisasi non-pemrintah lainnya, biasanya, menggunakan hari-hari weekend untuk mengadakan rapat-rapat pengurus atau rapat anggota mereka. Bila masalahnya mendesak, tidak jarang rapat-rapat itu diadakan pada malam hari. Seusai jam kerja
Arak2an Barongsai Dilarang di Pontianak
Gaploklah Gua Daripada Diabaikan !
Budaya-Tionghoa.Net | Orang Tionghoa paling menghargai tulisan kaligrafi, tetapi cobalah tanya sama diri sendiri kapankah Anda terakhir kalinya menerima surat yang masih ditulis dengan tulisan tangan?
Boro-boro surat yang ditulis dengan tulisan tangan, surat pribadi atau pesan pribadi azah Ora Ono dan ini udah bertahun-tahun kagak pernah kita terima lagi, terkecuali kartu Natal atau Lebaran, sedangkah di hari-hari lainnya kotak pos kita hanya di isi oleh surat-surat yang bersifat komersil, brosur reklame, tagihan, laporan bank dsb-nya.
Kiat Jitu Dapat Hoki !
Budaya-Tionghoa.Net | Kata yang paling sering ditulis dan diucapkan pada akhir dan awal tahun ialah kata “HOKI” tentunya sesuai dengan bahasanya masing- masing yang artinya “beruntung”. Di Indonesia kata Hoki sering ditulis dengan Hokie pakai huruf “e” mengikuti wong Londo dijaman VOC. Sedangkan dalam bahasa Indonesia seharusnya ditulis HOKI !