Budaya-Tionghoa.Net | Penulisan sejarah tentang akulturisasi orang Tionghoa di Indonesia, selama ini agak ‘jakarta sentris’ sehingga memberi kesan akulturisasi itu dimulai di jakarta dan sekitarnya saja. Dan kemudian menyebar ke bagian indonesia lainnya. Dengan pengertian demikian seakan menunjukkan bahwa akulturisasi hanya seumur jakarta kurang saja. Walaupun jakarta sebelum menjadi Batavia sudah merupakan pelabuhan, bagaimanapun belum cukup besar. Sehingga kalaupun ada komunitas Tionghoa waktu itu tentunya tidak sebanyak di Banten misalnya
Category: Esai & Opini
Kepedulian Terhadap Budaya Peranakan
Budaya-Tionghoa.Net | Memang di Malaysia dan Singapura budaya Peranakan sudah sangat dikenal, perhatian pemerintah juga cukup besar, berbeda dengan di kita. Maka tak heran apabila kita bisa menemukan mulai Museum Pusaka Baba-Nyonya di Malaka dan Museum Peradaban Asia di Singapura, sampai rumah makan yang menyajikan kuliner Peranakan.
Catatan Pendidikan Anak Kita
Budaya-Tionghoa.Net | Beberapa catatan bisa dipikirkan untuk pendidikan anak-anak kita. Pendidikan itu sangat penting sekali karena: apa yang seorang anak mendapatkan pendidikan atau hubungan dengan anak-anak diluar rumah bisa menjadikan kebiasaan hidup. Dan kebiasaan hidup ini bisa merubah , “menghilangkan” alam anak itu yang sebenarnya. Tindakan anak-anak tersebut bagi orang luar tidak bisa membedahkan faktor yang mana mempengaruhi yang lain.
Sikap Budaya & Jembatan Antar Budaya
Budaya-Tionghoa.Net | Kalau kita mantap dalam menghadapi apa yang kita imani, tak ada masalah dalam berdiskusi mengenai tema budaya yang terkadang terkait agama. Ini seringkali tak terelakkan.
Ketika saya sekolah di Kanisius (sebagian SMP dan SMA sampai akhir), juga banyak teman teman di Sancta Ursula yang adalah anak anak keluarga non Kristen, seperti keluarga Agus Salim. Juga putri bung Hatta, Meuthia yang adik kelas saya, sekolah di sancta Ursula. Tak ada masalah. Mereka tetap menjadi keluarga Muslim. Mereka menjadi jembatan antar budaya.
Benturan Budaya ?
Budaya-Tionghoa.Net | Setelah sekian lama mengikuti perjalanan forum Budaya Tionghoa (BT) , kita melihat suatu gejala, bila ada orang dalam forum ini memposting sesuatu yang menyinggung jargon lapisan luarnya budaya Tionghua, seperti shio, ciam-si, sio-pwee, hong-sui, ci-sua dst. dst dan bila diungkapkan dengan nada miring maka sudah pasti mengundang emosi pada teman teman yang masih berpegang pada tradisi Tionghua.