Budaya-Tionghoa.Net| Bila kita melihat orang berbuat baik atau tidak, kita membujuknya agar mau berbuat baik. Bila melihat orang mengalami kesulitan untuk berbuat baik, kita membantunya mengatasi masalahnya dan menuntunnya agar berhasil. Kita jangan cemburu atas keberhasilan mereka atau mencoba menyabotasenya.
Category: Filsafat Lain
Empat Nasehat Liao Fan [16] – Bab III Cara Membuat Dan Mengumpulkan Kebaikan Mengenai Hukuman Terhadap Rakyat
Budaya-Tionghoa.Net| BAB III CARA MEMBUAT/MENGUMPULKAN KEBAIKAN
Bab sebelumnya membicarakan tentang cara-cara untuk merubah kesalahan kita pada kehidupan ini, sebenarnya untuk meyakinkan bahwa kehidupan yang baik tidak akan menjadi buruk. Bagaimanapun kita masih tidak sanggup mengubah kehdupan buruk menjadi baik, walaupun kita selalu berbuat baik pada kehidupan ini, kita tidak tahu kejahatan apa yang kita telah lakukan pada kehidupan yang lalu, sehingga balasan atas perbuatan kejahatan tersebut masih berlanjut pada kehidupan ini. Oleh karena itu, untuk mengubah kehidupan buruk menjadi baik, kita tidak hanya mengkoreksi kesalahan kita tetapi juga harus melaksanakan segala jenis kebaikan untuk membangun kebajikan.
Empat Nasehat Liao Fan [17] – Mengenai Hukuman Terhadap Rakyat
Budaya-Tionghoa.Net| Contoh lain seperti Zi Cheng dari propinsi Nimpo, Chehkian. Zi Cheng adalah seorang pejabat di pengadilan. Dia adalah seorang yang adil, ramah, rendah hati dan jujur. Suatu saat, hakim pengadilan menghukum seorang kriminal dengan memukulinya sampai darah membasahi lantai, kemarahan hakim masih belum reda dan meneruskan hukuman tersebut. Zi Cheng berlutut dan mohon agar berhenti memukuli tawanan tersebut. Hakim berkata ……
Empat Nasehat Liao Fan [15] – Cara Leluhur Mengkoreksi Kesalahan
Budaya-Tionghoa.Net| Akan tetapi bila seseorang berjanji untuk berubah, memerlukan bantuan teman sejati yang selalu mengingatkan kita dan sebagai saksi atas perbuatan kita sehari-hari. Sedangkan utnuk pikiran yang baik atau tidak baik, kita minta Yang Kuasa, Dewa, Malaikat sebagai saksi.
Empat Nasehat Liao Fan [14] – Ulat Sutera Yang Membelenggu Diri Dalam Kepompongnya
Budaya-Tionghoa.Net| Oleh karena itu, kita harus gembira untuk menerima kritik, caci maki, fitnahan orang. Apa yang perlu kita marah dan kesalkan? Sebagai tambahan pula, tetap tenang dan sabar menghadapi fitnahan orang adalah seumpama membiarkan sebuah obor terbakar di udara, akan padam dengan sendirinya. Bila kita mendengar fitnahan langsung membela diri dan marah, adalah ibarat ulat sutra yang membelenggu diri dengan kepompongnya. Seperti pepatah kuno…..