Budaya-Tionghoa.Net| Saya baru saja berumur 40 tahun, bagaimana saya dapat berbuat begitu banyak kesalahan/kejahatan? Hakim menjawab : “Bila timbul satu niat tidak baik, ini sudah termasuk kesalahan, bukan harus telah berbuat baru dianggap kesalahan. Sebagai contoh, bila Anda melihat seorang perempuan cakap lalu timbul niat tidak baik, ini telah dianggap sebagai kesalahan”.
Category: Filsafat & Religi
Kisah Zhuangzi : Mengenai Chaos
Budaya-Tionghoa.Net| Ini adalah kisah yang berasal dari Zhuangzi seorang ahli filosofi kuno dari Tiongkok mengenai Chaos (hun tun). Suatu kali kawan-kawan sang Chaos bermaksud memberinya hadiah karena mereka merasa berhutang budi padanya. Mereka memikirkan hadiah apa yang pantas untuk diberikan pada sang Chaos. Maka karena mereka melihat bahwa sang Chaos tidak mempunyai mata, diberikanlah Chaos mata, karena Chaos tidak punya telinga maka diberikanlah telinga. Hingga akhirnya lengkaplah Chaos dengan keenam indriyanya. Pada saat mereka bersuka ria atas keberhasilan mereka, maka matilah sang Chaos.
Seri Tulisan Laozi [8] – Kekosongan
Budaya-Tionghoa.Net| Kita selalu menghargai atau menilai sesuatu yang kelihatan secara fisik, misalnya rumah yang bagus, gelas yang indah, tas yang berwarna-warni, sehingga melupakan fungsi yang terpenting dari semua benda tersebut, yaitu bagian kosongnya, itulah yang mempunyai manfaat buat kita. Suatu kereta akan tidak dapat berfungsi sebagai kereta apabila tidak terdapat satu lubang kosong sebagai poros roda kereta tersebut. Demikian juga manusia yang ingin mengejar kesempurnaan spiritualnya, perlu menyisihkan waktu untuk merenungi keagungan Tao.
Chuang Tzu : Burung Peng Raksasa
Budaya-Tionghoa.Net|Ini adalah awal indah dari karya Chuang Tzu. Menggambarkan gambaran yang menggemparkan dari mahluk mistik bergerak beraksi. Pada saat yang sama, ini juga memberikan kita sebuah teka-teki menarik untuk diterjemahkan yang kita pertimbangkan menjadi arti yang mungkin.
Empat Nasehat Liao Fan [21] – Mengapa Orang Yang Berbuat Baik Malah Menderita
Budaya-Tionghoa.Net| Lalu mengapa ada orang yang berbuat baik, tetapi keluarga dan keturunannya malah hidup menderita, di lain pihak, orang yang selalu banyak membuat kejahatan mendapat kehidupan baik, mana hukum sebab akibatnya? Apakah tidak ada standarnya dalam ajaran Buddha?