Budaya-Tionghoa.Net | Menyinggung tentang Sam Kok (San Kuo, Three Kingdoms) pada penghujung Dinasti Han Timur tepatnya antara tahun 220~280 M, kita mengenal pahlawan2 besar di dalam era tersebut. Mereka adalah Cao Cao, Liu Bei dan Sun Quan, tentunya selain tokoh2 lainnya yang tak kalah kepahlawanannya.
Category: Filsafat & Religi
Ibadah Buddha Di Mancanegara dan Indonesia
Bila saya perhatikan, ibadah Buddha di Srilangka, India maupun di Europa agak berbeda dengan di Vihara2 di Indonesia. [D Hadinoto]
Budaya-Tionghoa.Net | Karena pak Hadi sering traveling ke berbagai negara, tentu dengan mata kepala sendiri dapat menyaksikan perbedaan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah jika kata “ibadah” yang ditekankan, berarti
kita hanya berbicara mengenai bentuk luarnya saja. Dan makna dari kata “ibadah” ini sendiri tentunya berbeda, tergantung
paradigma “agama” yang dipeluk masing-masing.
Kontroversi Tentang Pengakuan Agama Kong Hu Cu
Budaya-Tionghoa.Net | Polemik tentang diakuinya Konghucu sebagai agama, telah berkembang menjadi perdebatan yang kontroversial, antara yang pro dan kontra. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang objektif tentang masalah ini, sehingga dapat menghindarkan pertentangan yang tidak perlu.
Seri Tulisan Confucius [18] – Manusia Yang Budiman [C’un Zi]
Budaya-Tionghoa.Net | Pengertian manusia yang ideal menurut paham ajaran Confucius adalah; apabila orang tersebut telah pantas disebut C’un Zi (manusia yang Budiman). Manusia yang Budiman menurut pengertian ini adalah seseorang yang telah dapat melaksanakan Lima Sifat Mulia [Wu Chang], dan Delapan Sifat Mulia Kebajikan [Pa Te’] serta menunaikan tanggung jawab terhadap kehidupan pribadinya dan kehidupan bermasyarakat.
Walisongo Itu Cina
Budaya-Tionghoa.Net | Entah kenapa banyak sekali sdr kita umat Muslim merasa gerah, apabila mendengar bahwa delapan dari Sunan Walisongo itu adalah orang Tionghoa, padahal Nabi Muhammad saw sendiri pernah bersabda “Tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina” (Al Hadits), nah pada saat itu orang Tionghoa nya sendirilah yg datang ke Indonesia, sehingga mereka tidak perlu repot2 harus pergi belajar untuk menuntut ilmu ke Tiongkok. Prof Slamet Mulyana pernah berusaha untuk mengungkapkan hal tsb diatas dlm bukunya “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”, tetapi pada th 1968 dilarang beredar, karena masalah ini sangat peka sekali dan mereka menilai menyakut masalah SARA. Kenapa demikian?