Budaya-Tionghoa.Net | Tentang Wali Songo ini pertama-tama tentulah kita harus selalu tidak melupakan bahwa mereka itu sebetulnya lebih banyak merupakan folklore daripada catatan sejarah yang sahih. Karena itu, cerita tentang mereka, selain rata-rata banyak bumbu magic-nya, juga ada macam-macam versinya yang berbeda-beda. Ada versi yang merupakan modus kultus individu, ada versi yang merupakan modus syiar agama, ada versi yang hanya modus entertainment berupa dongeng hiburan saja, dsb. Sehingga apa yang dikatakan tentang mereka itu tidaklah harus diterima dengan terlalu serius.
Category: Filsafat & Religi
Tong Samcong [602-664M]
Budaya-Tionghoa.Net | Pendeta Tong (602~664 M) yang kita kenal dalam cerita “Si You Ji” “Perjalanan ke Barat” adalah tokoh sejarah Dinasti Tang dalam peranannya sebagai pendeta Buddhis.
Seri Tulisan Confucius [22] – Neo Confucianisme & Confucianisme Kontemporer
Budaya-Tionghoa.Net | Kegiatan para intelektual selama dinasti Sung (906-1279 M) menciptakan suatu sistim baru paham Confucianis yang dipengaruhi oleh unsur ajaran Buddhis dan Taois. Sistim baru paham Confucianis ini kemudian dikenal dengan nama Neo-Confucianisme. Para cendekiawan yang merumuskan sistem intelektual ini menguasai kedua versi filsafat yang ada. Walaupun pada umumnya yang diajarkan adalah etika, tetapi mereka juga mendalami hal-hal yang bersifat transendental seperti teori alam semesta, dan asal muasal manusia.
Seri Tulisan Confucius [13] – Hubungan Pemimpin Dan Bawahan
Budaya-Tionghoa.Net | Pada suatu kehidupan sebelumnya, Kelana dan Derma merupakan dua orang sahabat yang sangat setia dimana masing-masing telah berjanji bahwa pada kehidupan berikutnya mereka akan saling mengingatkan agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Tanpa mereka sadari, dalam kehidupan saat ini mereka setiap hari bertemu, namun bukan sebagai sahabat karib karena Derma telah menjadi seorang pengusaha yang kaya, sedangkan Kelana adalah seorang tunawisma yang pemabuk dan pemalas. Derma telah mengenal pengemis Kelana ini jauh hari sebelum dia berhasil menjadi seorang pengusaha yang kaya. Pada waktu itu hidupnya masih tidak menentu dan sering bermabuk-mabukan, tetapi setelah bertemu dengan Kelana yang waktu itu meminta sedekah dalam keadaan yang menyedihkan dan sedang dilanda mabuk minuman keras, maka membuat dia tersadar untuk tidak menjadi seorang pemabuk dan pemalas.
Konfusianisme di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan
Latar belakang sejarah di zaman kolonial. Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada zaman dahulu dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran manapun di belahan dunia lain, mereka datang dengan membawa serta budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mereka anut; tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas terhadap tanah asal mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama berabad-abad.