Budaya-Tionghoa.Net | Li Er diberi satu kamar, dengan bale-bale chusus untuk satu orang. Kamar itu meskipun tidak besar tetapi bersih, bagi pemuda ini cukup puas mendapatkan kamar seperti ini. Mereka masing masing membersihkan dirinya dan kedua lelaki merasahan badan dan jiwanya segar dari pekerjaan dan perjalanan; Li Er menuju ke kamar tamu yang sudah ditunggu oleh bapak kapal disitu.
Category: Tao
Lao Zi, Masa Muda Beliau , Suatu Essay [8]
Budaya-Tionghoa.Net | Li Er pikir bapak ferry (red : maksudnya tukang perahu yang menyeberangkan penumpang) ini meskipun sudah senior, tetapi pikirannya dan badannya masih sehat, apa yang dikerjakan menurut peraturan yang tetap dan terkontrasi, pasti beliau seorang banyak pengetahuannya.
Lao Zi, Masa Muda Beliau , Suatu Essay [5]
Budaya-Tionghoa.Net |Pada satu hari Li Er angon kerbaunya dengan teman-temannya masing-masing membawa kerbaunya makan rumput. Hawa udara sangat terang, dan langit yang biru tiada awan sedikitpun. Pemandangan sangat indah di pinggiran gunung, dan bukit-bukit yang hijau dan berbagai bunga-bunga dengan pancawarna sangat indah dimata mereka. Bunga-bunga dalam segala fase perkembangannya, ada yang
dalam puncaknya ada yang masih dalam menguntum. Mereka dengan senang turun dari kerbaunya dan membiarkan kerbau-kerbaunya makan rumput, lalu mereka berlarian dengan senangnya.
Lao Zi, Masa Muda Beliau , Suatu Essay [6]
Budaya-Tionghoa.Net |Dari pengalaman-pengalaman ini semua memberi kesan pada pemuda Li Er bahwa sesuatu yang lemah bisa mengalahkan yang kuat dan keras. Semua yang hebat tidak akan tahan lama, yang bisa tahan lama ialah sesuatu yang sederhana dan normal (biasa-biasa) saja. Sesuatu yang tidak natural akan kehilangan keindahan yang sebenarnya, dan semua yang natural adalah murni.
Lao Zi, Masa Muda Beliau , Suatu Essay [3]
Budaya-Tionghoa.Net | Li Er sangat hormat pada kakeknya atas pengetahuannya yang tinggi, broad mindedness, bebas dan masih giat belajar meskipun beliau sudah senior, apalagi untuk mendidik cucunya. Kakeknya menganjurkan agar Li Er mengerjakan pekerjaan seperti, bercocok-tanam, meng-angon kerbau, memelihara ulat sutra, mancing ikan, memburuh, karena beliau beranggapan bahwa pekerjaan tersebut adalah penting bagi mempertahankan hidup (survival), apalagi bagi seorang lelaki yang kelak harus tanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya.