Budaya-Tionghoa.Net | Uang memang bisa membuat orang lebih semringah. Seperti pemandu rombongan kami di Guangzhou, yang sambil berkelakar menamsilkan kemajuan China. “Sepuluh tahun lalu, orang seperti saya memerlukan waktu sepuluh tahun untuk bisa membeli televisi. Kini, setiap bulan, saya mampu membeli lima televisi.”
Category: Sejarah
秦良玉 Qin Liangyu – Panglima Wanita Miao di Jaman Ming
[Photo Courtesy : anniewongart.com]
Budaya-Tionghoa.Net | 秦良玉 Qin Liangyu (1574~1648) adalah seorang panglima wanita terkenal di masa jaman akhir dinasti Ming. Beliau lahir di provinsi Sichuan, dari keturunan etnis Miao. Selama masa mudanya, beliau belajar keahlian berkuda, memanah dan bela diri dari ayahnya. Dan juga mempelajari sastra, khususnya dalam bidang berpuisi. Ia menikah dengan seorang pemimpin militer daerah dan mendampingi suaminya dalam masa tugas dalam beberapa pertempuran kecil menghadapi panglima-panglima perang (panglima independen yang seringkali bertingkah laku seperti perampok) setempat di perbatasan barat daya dinasti Ming. Setelah suaminya meninggal, Qin Liangyu kemudian menggantikan posisi suaminya.
Diskusi : 1421 Gavin Menzies
Budaya-Tionghoa.Net | Buku 1421 , Gavin membawa pengaruh buruk bagi sebagian Tionghoa , yang melahap apa yang ditawarkan Gavin , yaitu kebanggaan semu , bahwa Tiongkok itu “Penemu Dunia”. Padahal buku itu baru masuk ranah pseudo history. Ini juga bentuk kekhawatiran saya terhadap hoax-hoax lain yang bertebaran di internet , dan dilahap oleh masyarakat , tanpa mencerna apa yang disampaikan itu informasi masuk akal , atau hanya informasi jadi-jadian .
Tan Malaka dan persinggahannya di Tiongkok
Budaya-Tionghoa.Net | Menjelang peringatan hari kemerdekaan RI yang ke-62 ini, telah diluncurkan sebuah buku mengenai Tan Malaka karya peneliti Harry Poeze sebagai lanjutan bukunya yang telah diterbitkan sebelumnya yaitu “Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik 1897-1925” (1988) dan “Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik 1925-1945” (1999).
60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – China
Budaya-Tionghoa.Net | “We got this invitation, seems interesting”. Itu yang disampaikan istri di minggu ke 2 April. Sementara istri bercerita darimana dia mendapat undangan itu, aku membukanya dan melihat kapan acara berlangsung, acara apa dsb.
Ternyata acaranya adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia – China. Serta merta otak berputar: “ah, mosok 60 tahun?” Minimal hubungan Indonesia – China sudah berbilang ratusan tahun. Dua atau tiga tahun lalu di Semarang saja merayakan 600 Tahun Cheng Ho Mendarat di Semarang (red liat catatan tambahan dibawah) , lha ini kok 60 tahun? Sampai dengan acara selesai, pertanyaan ini tak terjawab. Entahlah menghitungnya mulai dari tahun mana…