Budaya-Tionghoa.Net | Suasana Singapura di awal 1950-an tergambar di serial GagakLodra yang sudah berubah bahasa penuturannya dari melayu-tionghoa menjadi bahasa Indonesia (Courtesy of Hiangphek Tauwtoo dari Hiangphek Am) . Wasalam.
PANTJAWARNA
NJOO CHEONG SENG’S SERIAL
GAGAKLODRA SINGAPURA
Ada suatu masa, dunia aman dan damai. Manusia takut berbuat kedjahatan, karena takut hukum dunia, hukum pengadilan. Takut pula kepada hukum Tuhan, hukum kebathinan. Tetapi sesudah perang dunia ke II, sesudah manusia saling membunuh dengan kebuasan dan kebiadaban jang tiada taranja, sesudah bom Atom meledak, jang dengan sekaligus musnakan ratusan ribu djiwa, maka manusia seakan-akan lupa diri. Berbuat sesuatu semau-maunja. Seperti tidak ada hukum alam dan hukum dunia lagi. Manusia meradjalela dengan kedjahatannja jang berlebih-lebihan, seolah-olah pengadilan manusia dan pengadilan Tuhan tidak berkuasa lagi menghukumnja.