Budaya-Tionghoa.Net | Cinta dalam Budaya Tionghoa itu ada atau tidak? Selama ini yang kita bahas adalah romantisme seperti misalkan kisah Romeo dan Juliet ataupun yang familiar dikalangan Tionghoa seperti Sampek Engtay.
Forum Budaya & Sejarah Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Cinta dalam Budaya Tionghoa itu ada atau tidak? Selama ini yang kita bahas adalah romantisme seperti misalkan kisah Romeo dan Juliet ataupun yang familiar dikalangan Tionghoa seperti Sampek Engtay.
Budaya-Tionghoa.Net | Menarik mengikuti catatan Didi Kwartanada ini yang berjudul “Dari Clara Hingga Ying Galema – Tionghoa Dalam Karya Fiiksi Di Masa Reformasi. Yakni tentang terbitnya 41 buku fiksi ketionghoaan di Indonesia pada era reformasi ini. Dan ia mengelompokkan buku-buku fiksi itu menurut alur ceritanya ke dalam delapan kelompok thema fiksi.
Photo Ilustrasi : Mid Autumn Festival – Hong Kong , by NaraPics
Budaya-Tionghoa.Net| Hari Raya Tiong Chiu ( Zhong Qiu Jie 中秋节) atau Festival Tengah Musim Gugur, selalu berkaitan erat dengan kehadiran bulan purnama. Bagi masyarakat Tionghoa, bulan purnama melambangkan kesempurnaan sekaligus kebahagiaan. Bulan purnama begitu bulat sempurna, bulat dalam bahasa Mandarin adalah ‘yuan’, kata ini juga di pakai dalam kata mejemuk ‘tuan yuan,’ secara harafiah berarti bulat berkumpul. Istilah ini menggambarkan situasi pertemuan kembali keluarga, kekasih atau sahabat, yang telah lama terpisahkan. Dalam tradisi aslinya, pada saat
Zhong Qiu Jie seluruh keluarga diharapkan dapat berkumpul, makan bersama dalam satu meja di bawah bulan purnama atau ‘da tuan yuan’ ( pertemuan akbar paripurna ).
Budaya-Tionghoa.Net| Di bawah ini terjemahan yang disingkat dari buku Jin Yong Zhuan (Biografi Jin Yong) halaman 375-382, penyusun Fu Guoyong. Terbagi dalam tiga bagian dan klik next di akhir bagian untuk melanjutkan ke bagian berikutnya
***
“Tanyakan pada dunia apa itu cinta, yang membuat orang rela berkorban selamanya.” Jin Yong dalam cerita silatnya menyusun banyak kisah cinta dan perkawinan, menulis semua aspek kehidupan manusia, benci dan cinta, dari Shu Jian En Chou Lu (Putri Harum dan Kaisar) sampai Lu Ding Ji (Kaki Tiga Menjangan), terakhir kisah tentang Wei Xiaobao dengan ke-7 istrinya yang cantik.
Budaya-Tionghoa.Net| Novelis Tiongkok Mo Yan, dianugrahi kadiah Nobel sastra 2012!Dia merupakan sastrawan Tiongkok pertama, dan sastrawan Tionghoa kedua . Sebelumnya novelis Tionghoa lainnya , Gao Xingjian yang warga negara Perancis telah mendapat penghargaan ini di tahun 2000. Karya mereka yaitu “Gunung Jiwa” (Gao Xingjian) dan “Dada Subur Pantat Montok” (Mo Yan) telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan bisa dijumpai di toko buku utama terdekat.