Budaya-Tionghoa.Net | Jika anda pernah membaca novel Da Vinci Code edisi bergambar , atau kemudian menonton filmnya. Ada suatu piramid yang kontras dengan nuansa klasiknya Museum Louvre.
Category: Diaspora
Dari Gerakan Bawah Tanah sampai Zona Damai
Budaya-Tionghoa.Net | Perjuangan integrasi Irian Barat ke pangkuan NKRI melibatkan organisasi dan para peranakan Tionghoa. Namun, tak semua sependapat tentang masalah gerakan pro-kemerdekaan.
…
Taman makam pahlawan Serui terletak di tengah kota. Dihiasi tugu bercat putih dengan lambang Garuda ¬Pancasila. Terbaring delapan jasad pahlawan yang berjasa dalam mengintegrasikan Irian Barat ke pangkuan NKRI: Silas Papare, Stefanus Rumbewas, Thung Tjing Ek, Dirk Ramandey, Salim Suneth, HW Antaribaba, Rafael Maselkosu dan George Henk Ayorbaba.
Keramik Tiongkok, Alat Tukar yang Membudaya
Budaya-Tionghoa.Net | Suku-suku asli Papua sudah mengenal keramik Tiongkok selama ratusan tahun. Di mata mereka, keramik Tiongkok mempunyai fungsi sosial budaya yang tinggi.
…
Sepuluh laki-laki Papua berjubah kuning menari, menyanyi sambil menabuh tifa, gendang panjang khas Papua yang terbuat dari kayu dan kulit biawak. Di belakang mereka berbaris ratusan orang. Tua, muda, laki-laki dan perempuan, mengikuti penabuh gendang sambil berjalan jinjit-jinjit dan saling bersahutan. Ramainya barisan ini menyita perhatian masyarakat dan sempat membuat jalan raya Biak macet.
Jangan Bedakan Kami , Karena Kami Indonesia Ada
Jangan Bedakan Kami, Karena Kami Indonesia Ada
Budaya-Tionghoa.Net | ITULAH rengeng-rengeng (gumam) yang berulang kali dinyanyikan biduan country Franky Sahilatua sambil memetik senar gitar kopong di podium. Event-nya, seminar sehari dengan tema Sumpah Pemuda dan Semangat Pluralisme. Tempatnya di Restoran Raja Kuring, Jl Kakap No 5, Pasar Ikan, Jakarta Barat. Waktunya, Sabtu, 29 Oktober 2005. Diselenggarakan oleh INTI, Perhimpunan Indonesia-Tionghoa DKi Jakarta. Acungan jempol buat INTI karena peringatan Sumpah Pemuda tahun ini sungguh sepi bagai dilupakan oleh sebagian terbesar rakyat dan Pemerintah Republik Indonesia.
Beri Jalan Orang Cina
Budaya-Tionghoa.Net | Jadi orang Cina di negeri ini, di masa ini pula, memang serba salah. Walaupun sudah ganti nama, masih juga ditanyakan ‘nama asli’nya kalau mendaftarkan anak ke sekolah atau jika membuat paspor. Mungkin, karena memang nama yang digunakan terasa tidak pas bagi orang lain, seperti nama Nagaria. Biasanya naga menggambarkan kemarahan dan keganasan. Apakah si naga yang riang gembira ini tertawa-tawa? Hartadinata, terasa lucu, karena tidak klop antara kekayaan dan keanggunan jabatan, antara harta dan nata.