Penyerbukan Silang Antarbudaya: Sebuah Strategi Kebudayaan
Saat ini ada kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan kebangsaan kita. Globalisasi dengan berbagai pernah-perniknya sudah menjadikan kita saling mengenal tidak hanya antar budaya yang ada di Indonesia melainkan juga pertemuan dengan budaya-budaya yang datang dari bangsa-bangsa lainnya. Pertemuan antarbudaya ini tak terhindarkan Sebagai bangsa yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia adalah keharusan untuk terus-menerus memutakhirkan diri, di mana pertemuan budaya yang terjadi idealnya membawa berkah bukan sebaliknya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berkenaan dengan proses komunikasi dan informasi, akan lebih menjadikan pertemuan antarbudaya lebih fresh dan intensif. Sebuah budaya tidak mungkin dapat bertahan dalam isolasi.[1] Untuk itu kebutuhan akan sebuah strategi kebudayaan menjadi hal yang niscaya dan dengannya kehidupan bersama dapat terus diperbaiki. Demikian pesan Jakob Oetama, pendiri Kompas: