Budaya-Tionghoa.Net | Membaca tulisan Handoko Widagdo berjudul Engkong, yang dimuat beberapa waktu lalu oleh AK Bromokusumo, membawa kenangan yang lain. Satu episode sejarah Tionghua peranakan yang pernah ada di tanah Jawa. Sejarah itu sebentar lagi terlupakan dan tidak terekam, menjadi bagian masa lalu.
Category: Tionghoa
Cina Udik
Budaya-Tionghoa.Net | Oen Tjun Kim (40) baru saja naik dari sawah, dan melepas kepenatan di kursi panjang depan rumah. Tak jauh dari tempatnya, The Pin Nio – perempuan berusia (58) — sibuk memetik tangkil, dan mencari keperluan untuk masak sayur asam.
“Kehidupan petani mah, ya begini ini,” ujar Tjun Kim dengan logat Sunda yang kental.
Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi : Biografi Laksamana Muda John Lie
Budaya-Tionghoa.Net | “John Lie mempunyai tempat tersendiri diantara tokoh-tokoh yang telah memperoleh kesempatan untuk memberikan sumbangan mereka selama perjuangan bersenjata kita. Peranannya mempunyai makna yang khas dalam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa kita itu.”
***
Dari TjiangTjioe atau TjoanTjioe ?
Budaya-Tionghoa.Net | Seorang paman pernah bertutur, tentang dari mana asal usul orang Tionghua. Dia mengatakan kebanyakan mereka datang dari CiangCioe, bahkan kebanyakan datang dari satu kecamatan HaiTengKoan saja.
Engkong
Budaya-Tionghoa.Net | Sampai sekarang saya tidak bisa mendapat penjelasan kenapa ia dipanggil seperti itu. Tetangga-tetangga kami di kampung memanggilnya Bah Gendhot. Namanya Kwee Sin Hwat. Mungkin karena sulitnya lidah Jawa mengucapkan Sin Hwat, akhirnya Gendhotlah yang menjadi nama popularnya. Tetangga-tetangga kampung kami bahkan tidak tahu bahwa ia mempunyai nama Indonesia, tepatnya nama Jawa. Sebagai seorang keturunan Cina, ia wajib mengganti namanya. Ia memilih SUWITO sebagai nama Indonesianya, tepatnya nama Jawanya. Ia pilih nama itu karena ia merasa bahwa ia sedang nyuwita kepada bangsa Indonesia, tepatnya orang Jawa. Sampai mati, ia masih merasa sebagai orang Cina.