Budaya-Tionghoa.Net | Dinasti Zhou memanfaatkan jasa para shaman untuk melakukan upacara keagamaan bagi mereka. Lambat laun makna dari upacara keagamaan tersebut menjadi tidak dikenal lagi, sehingga upacara tersebut merosot menjadi semacam rutinitas belaka, sehingga akhirnya upacara- upacara semacam itu tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat pada jaman itu. Akhir dari upacara-upacara yang diorganisasi perusahaan, terjadi pada masa Dinasti Han, di mana kaisar memutuskan untuk menganut Taoisme, dengan mendirikan altar pada tahun 150 M guna menghormati Laozi. Posisi para shaman penyelenggaran upacara ritual kerajaan digantikan oleh para fangshi.
Category: Tokoh Tionghoa
Sim Kie Ay : Semangat Kemerdekaan , Melayani Rakyat Jelata
Budaya-Tionghoa.Net | DR. Sim Kie Ay atau Shen Ji Ai lahir di Probolinggo- Jawa Timur. Sim Kie Ay menempuh pendidikan di ELS-Temanggung dan HBS-Surabaya-Semarang sebelum berangkat ke Belanda untuk kuliah kedokteran di Universiteit van Amsterdam. Dia juga aktif dalam Chung Hua Hui di Belanda. Tahun 1917 Sim Kie Ay menyelesaikan studinya di Belanda dan kembali ke Indonesia. Bersama alumnus-alumnus Belanda , Sim Kie Ay mendirikan Chung Hua Hui di Hindia Belanda (Indonesia). Chung Hua Hui adalah kelompok elite Tionghoa pro-Belanda di masa kolonial.
Kho Liang Ie [1927-1975] : Designer Terkemuka Di Belanda
Budaya-Tionghoa.Net | Kho Liang Ie lahir di Magelang, Jawa Tengah , Indonesia , pada tanggal 5 Agustus tahun 1927. Kho Liang Ie pindah ke Belanda pada tahun 1949 untuk studi bidang design di Institut for Applied Art – IVKNO (Instituut voor Kunstnijverheid sonderwijd , sekarang menjadi Gerrit Rietveld Academy – Amsterdam . Kho lulus di tahun 1954 dan salah satu karya terbesarnya adalah rancangan interior untuk Bandara Schiphol Amsterdam
Kenangan Merawat Gigi Bung Karno di Saat-saat Akhir …
Budaya-Tionghoa.Net | Kesedihan dan penderitaan bagai tak terlihat dalam diri Bung Karno di akhir kekuasaannya. Tetap ramah dan sederhana, tanpa pernah marah. Catatan selama beberapa bulan merawat gigi Bung Karno sejak awal 1967 ini memang pernah ditulis drg. Oei Hong Kian dalam majalah Intisari edisi bulan Oktober 1988. Inilah terjemahan yang dikutip dari memoarnya yang diterbitkan dalam bahasa Belanda, Kind van het Land: Peranakan-Chinezen in Drie Bulturen (Indonet, 1998). Sebuah cermin kecil yang menampilkan sekelumit kehidupan seorang pemimpin besar bangsa Indonesia setelah masa jayanya berlalu …
Hendrawan Sie – Pahlawan Reformasi
Budaya-Tionghoa.Net | Tragedi Trisakti merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Awal reformasi Indonesia dan tumbangnya Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun. Namun perjuangan menuju Era Reformasi Indonesia ini bukan tanpa perjuangan yang mengorbankan nyawa.