Budaya-Tionghoa.Net | Ada 24 hal yang biasa dilakukan dan tabu untuk dilakukan untuk perayaan Imlek ini seperti :kembang api , lampion , memasang kuplet , membersihkan rumah , menyapu , berkunjung dan saling soja , melepas sepatu , memberikan angpao , menangis , berhutang , keramas , potong rambut , berpakaian merah , benda tajam , perenungan , kertas merah dipintu , bertukar jeruk , merusak , membunuh , makanan imlek etc. Pembahasan dilengkapi dengan detail penjelasan dan ditambah lagi detail tambahan link yang bisa ditelusuri lebih jauh.
Tabu Menyapu Di Hari Imlek
Budaya-Tionghoa.Net | Hal yang tabu bagi aktivitas menyapu di hari Imlek ini berkaitan dengan legenda Ru Yen. Bahkan dapat dikatakan bahwa Ru Yen inilah dewa rejeki sesungguhnya. Pada catatan Lu Yi Ji menceritakan bahwa jaman dahulu ada pedagang bernama Qi Ming yang berkenalan dengan Qing Hong Jun. Qi Ming amat menghormati Qing sehingga suatu saat Qing mengatakan akan mengabulkan satu permintaan dari Qi. Ada orang yang membisiki Qi agar Qi meminta Ru Yen (keinginan/harapan semoga terkabul).
Ngider Door-to-door Ngalap Angpao di Hari Sin-chia
Budaya-Tionghoa.Net | Sin-chia atau Imlek jaman dulu, berbeda jauh dengan jaman sekarang. Apalagi, ketika jaman orde baru Imlek dilarang dirayakan. Memasuki mesin waktu, saya back to back up memory, pada dimensi ruang & waktu sekitar 1960-an.
Ang Tjong Hauw – Hastomo Arbi
Budaya-Tionghoa.Net | Hastomo Arbi alias Ang Tjong Hauw lahir pada tanggal 5 Agustus 1958 di Kudus, Jawa Tengah. Keluarga Arbi ini sangat menonjol didunia bulutangkis nasional dan dunia. Selain Hastomo Arbi ada pula adik-adiknya Eddy Hartono Arbi dan Hariyanto Arbi yang berada dalam naungan Klub Djarum. Semuanya adalah pemain kelas dunia.
Resensi Buku : Doea Lima Poeloe Tahon Sebagi Wartawan – Kwee Kek Beng
Budaya-Tionghoa.Net | Saya baru saja mendapatkan buku berharga mengenai autobiografi Kwee Kek Beng, salah seorang wartawan terkemuka di negeri ini. Buku ini dibuka dengan kata pengantar oleh pengarangnya sendiri:
Penulis : Kwee Kek Beng
Jumlah halaman : 114
Penerbit : Kuo-batavia
Tahun terbit: 1948