Budaya-Tionghoa.net |Teh merupakan salah satu minuman yang selalu harus ada dalam keseharian orang Tiongkok. Pepatah mengatakan, buka pintu rumah ada tujuh hal yang harus diperhatikan, “kayu bakar, beras, minyak makan, garam, kecap, cuka dan teh”. Nah dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa teh sangat penting dalam kehidupan orang Tiongkok, seperti orang barat yang gemar minum kopi.
Mengapa Umur dalam Penanggalan Tionghoa Lebih Setahun?
Budaya-Tionghoa.Net |Tahun kuda baru mulai, bayi yang lahir saat ini kalau melihat penanggalan adalah snio kuda, dan tertulis di kalender angka 1, berarti satu tahun, sedang sebetulnya baru beberapa hari.
Saya menemui beberapa orang yang bertanya, mengapa umur dalam penanggalan Tionghoa lebih setahun, jadi kalau dalam penanggalan barat berumur 18 tahun, dalam penanggalan Tionghoa 19 tahun?
Cakwe Ketapang
Budaya-Tionghoa.net|Saya dan seorang kolega, mengadakan kunjungan ke kota Ketapang, Kalimantan Barat. Siang hari kami mengadakan sarasehan bagi murid-murid di sebuah sekolah; malamnya kami bertemu orangtua siswa di sebuah rumah makan. Kami menyiapkan dua meja. Awalnya kami ragu, berapa orang yang bakal datang. Tapi syukurlah, tak lama kemudian satu persatu orangtua mulai berdatangan; kadang ada yang berpasangan. Dalam waktu setengah jam, dua meja terisi sudah. Hidangan pun mulai disajikan. Ada ca kailan muda, udang bago bakar, cumi asam manis, kangkung asap, dan ikan tim jelawat. Usai bersantap, saya mulai bicara di depan, mengenalkan diri dan sekolah yang saya wakili, orangtua duduk mendengarkan. Acara berlangsung baik dan lancar. Makan malam menjadi ajang silaturahmi, saling berkenalan, saling menjajagi.
PENGERTIAN AGAMA MENURUT BUDAYA TIONGHOA
Budaya-Tionghoa.net| Sebelum memasuki apa yang dimaksud alam kematian menurut kepercayaan Tionghoa, kita perlu mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan agama dalam budaya orang Tionghoa.
Pertanyaan umum, apakah orang Tionghoa memiliki agama ? Agama seperti apa ? Pertanyaan yang mungkin sering dilontarkan dan tanpa disadari akan menisbikan pengertian apa yang dimaksud dengan agama dalam khasanah budaya Tionghoa.
Ekspresi Kekerasan Pada Masyarakat Tionghoa di Indonesia dalam Bahasa ( bagian kedua TAMAT )
Budaya-Tionghoa.net | CATATAN ADMIN : paper yang dibawakan pada Seminar dan gathering milis Budaya Tionghoa di Bandung tanggal 22 Febuari 2014.
Bahasa sebagai Medan Kerja Kekerasan
Bahasa di satu sisi dapat dipakai mengekspresikan hasil pikiran orang, tetapi di sisi lain juga dapat mengkonstruksi pikiran orang. Bahasa menjadi sarana untuk mengungkapkan ide-ide, perasaan, dan pengalaman kita. Di samping itu, bahasa juga dapat dipakai untuk memotivasi,juga memprovokasi orang. Lewat bahasa, pikiran dan perilaku orang bisa digali dan dipahami. Namun, lewat itu juga pikiran dan perilaku orang lain bisa digoda, dicekoki, dikelola atau bahkan diobrak-abrik.
Ricoeur mengatakan bahwa bahasa dapat menjadi suara kekerasan (voice of violence).[1]Selain bisa menjadi alat pencipta kedamaian (peredam konflik), bahasa juga dipakai sebagai kendaraan untuk memobilisasi kebencian (melalui hinaan, cercaan, ejekan),Bahasa dapat digunakan sebagai sarana untuk menciptakan solidaritas dan kohesi sosial, tetapi juga menegaskan batas-batas demarkasi eksklusif antara mana “kawan” yang “harus dibela” (ingroup) dengan “lawan” yang “jahat dan harus dibasmi” (outgroup). Kategorisasi kita tentang tuan-budak, mayoritas-minoritas, asli-pendatang, totok-peranakan, itu dimungkinkan gara-gara bahasa juga.