Alkisah, pada jaman dinasti Song Utara, di Luzhou (庐州), lahirlah seorang anak lelaki dari sebuah keluarga kaya yang sudah cukup berumur dan sudah lama mendambakan anak. Sebagai putra tunggal, anak tersebut mendapatkan kasih sayang yang berlimpah serta pendidikan yang baik dari kedua orang tuanya, dan tumbuh menjadi seorang pemuda yang pandai dan berbudi baik.
Sumber : t.sohu.com
Qin Hui dan Chakwe
Chakwe adalah makanan ringan mengenyangkan juga mudah didapatkan. Dari pinggir jalan di depan sekolah sampai di kopitiam dalam mall dengan aneka variasinya. Terkait dengan variasi dan penyajian, selain dimakan langsung, chakwe disebut-sebut sebagai pendamping setia penganan bernama bubur ayam.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Qu%E1%BA%A9y.jpg
Membahas Teori Out of Yunnan
Li Denghui 李登辉
Pandangan Beramal dari Agama Tionghoa
Berikut merupakan notulen dari tema talk show yang diselenggarakan di Klenteng Sinar Samudra Semarang beberapa waktu yang lalu, dengan judul “MENGAPA ORANG KLENTENG HARUS BERAMAL? APA MANFAATNYA?” dengan pembicara Sdr. Soni Zhang salah satu moderator group Budaya Tionghoa.
Kita sering mendengar dan mengucapkan kata “amal”, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “amal”? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari amal adalah perbuatan baik yang mendatangkan pahala. Beramal sama dengan melakukan perbuatan amal, sering disebut dengan berdana. Kedua kata tersebut sama sama memiliki arti “perbuatan memberi” atau “berbuat kebajikan”. Secara ideal, beramal adalah sebuah tindakan memberikan sesuatu (materi dan non materi) kepada pihak (orang atau instansi) yang membutuhkan, dengan dilandasi rasa kemanusiaan, serta dilakukan dengan benar, tepat, tanpa paksaan, dan diawali dengan hati dan pikiran yang ikhlas.