Budaya-Tionghoa.Net|Ini adalah awal indah dari karya Chuang Tzu. Menggambarkan gambaran yang menggemparkan dari mahluk mistik bergerak beraksi. Pada saat yang sama, ini juga memberikan kita sebuah teka-teki menarik untuk diterjemahkan yang kita pertimbangkan menjadi arti yang mungkin.
Kisah : Won , Orang Yang Tanpa Keadilan
Budaya-Tionghoa.Net| Ada seorang anak bernama Won. Ia cukup besar, suka bersaing, dan suka pamer. Ia mempunyai seorang adik laki-laki bernama Yo, ia berumur sebelas, dua tahun lebih muda dari Won. Won mempunyai teman bernama Suo. Ia jago lari dan cukup cerdik. Mereka tinggal di desa kecil di barat laut Guangzhou. Orang tua Won pekerja keras dan baik. Mereka memanjakan Won dan adiknya. Mereka memberinya makanan enak, daging terbaik, nasi terenak, dan kue-kue alamond yang paling besar. Mereka juga sering diajak berjalan-jalan ke berbagai tempat termasuk kota kuno Xian dan ibukota Beijing.
Spesial Untuk Ibu Hamil
Budaya-Tionghoa.Net | Kehamilan sebetulnya bukan hal yang aneh, setelah menikah, berikutnya apa lagi kalau bukan punya anak, terus mengawinkan anak, terus punya cucu. Yang saya tangkap untuk orang tionghua eh keturunan Tionghua kali yah, namanya anak tuh penting banget, kalau jaman dulu terutama mengharapkan anak laki laki untuk meneruskan marga, barangkali jaman dulu masih banyak perang jadi punya anak laki laki penerus marga tuh wajib, kuatirnya satu marga musnah gara gara pada gugur di medan perang itu, barangkali.
Kisah : Telur Naga Dan Pipa Tanah Liat
Budaya-Tionghoa.Net | Seorang petani pergi kekota untuk melihat kehidupan kota. Setelah cukup lama melihat-lihat ia merasa lapar. Ia masuk ke sebuah restoran dan membaca menu makanan. Ada sebuah menu istimewa “Telur Naga”, dan ia berpikir: “Saya tidak pernah melihat seekor naga. Bagaimana mungkin mereka bisa memiliki telur naga?” Dan ia ingin mencicipi makanan istimewa itu.
Hindari Sikap Ekstrimis
Budaya-Tionghoa.Net | Saya pun sangat setuju dengan hindari sikap ekstrimist ini, seharusnya begitulah semua kita yang hidup didunia ini, agar dunia bisa dipertahankan dalam suasana damai-damai dan tentram, tidak terjadi gontok-gontokan, kerusuhan dan bahkan perang berdarah yang menimbulkan banyak korban jiwa itu. Tapi, kita hidup dalam kenyataan yang selalu menghadapi ada saja segelintir orang yang bersikap ekstrimist, baik kelewatan kiri maupun kelewatan kanan. Dan celakanya, seringkali yang bersikap ekstrimist itu berkedudukan tinggi, sehingga berkemampuan untuk merekayasa dan mengorganisasi sekelompok manusia bergerak melaksanakan tujuan politiknya. Kenyataan inilah yang harus kita akui adanya, yang harus kita hadapi dan harus kita lawan, untuk menghindari jatuhnya korban atau sedapat mungkin memperkecil jatuhnya korban.