Budaya-Tionghoa.Net | Jadi orang Cina di negeri ini, di masa ini pula, memang serba salah. Walaupun sudah ganti nama, masih juga ditanyakan ‘nama asli’nya kalau mendaftarkan anak ke sekolah atau jika membuat paspor. Mungkin, karena memang nama yang digunakan terasa tidak pas bagi orang lain, seperti nama “Nagaria”. Biasanya naga menggambarkan kemarahan dan keganasan. Apakah si naga yang riang gembira ini tertawa-tawa? “Hartadinata” , terasa lucu, karena tidak klop antara kekayaan dan keanggunan jabatan, antara harta dan nata.
Kafe Surat – Leo Tolstoy
Budaya-Tionghoa.Net |Di kota Surat , India , ada sebuah cafe dimana banyak pengunjung dan orang asing dari seluruh penjuru dunia bertemu dan berbincang. Suatu hari seorang theolog asal Persia berkunjung ke cafe tersebut. Dia adalah seorang yang telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk mempelajari alam dewata , membaca dan menulis buku untuk itu.
Dia telah berpikir , membaca dan menulis begitu banyak tentang Tuhan,kemudian kehilangan akalnya dan mulai sedikit ragu dan berhenti untuk mempercayai Tuhan. Sang Shah Persia , mendengar hal ini kemudian mengusirnya dari Persia. Setelah berargumen seumur hidup tentang Prima Causa , theolog yang tidak beruntung itu terhenti oleh kebingungannya sendiri. Alih-alih memahami bahwa dia kehilangan akal , dia mulai berpikir bahwa tidak ada Penyebab yang lebih tinggi yang mengontrol alam semesta.
Kwik Ing Hoo Dan Wiro Si Anak Rimba
Budaya-Tionghoa.Net | Kwik Ing Hoo [1931-2010] adalah seorang komikus besar dengan karyanya “Wiro , Si Anak Rimba”. Kwik Ing Hoo merupakan salah salah satu legenda komikus dari kurun waktu 1930-1960 bersama-sama komikus lain seperti Kho Wan Gie , Lie Ay Poen, John Lo , Siauw Tik Kwie dan Kong Ong.Komiknya yang melegenda, Wiro Anak Rimba Indonesia, merupakan versi Tarzan asli Indonesia. Terdiri dari 10 jilid, merentang petualangan panjang seorang pemuda praremaja yang menjelajah ke hutan rimba dari Jawa ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai Irian. Bersama kera, gorila, harimau dan gajahnya. Mengikuti ekspedisi flora dan fauna Dr Watson dengan kapalnya.
囫囵吞枣 Hu Lun Tun Zao : Menelan Buah Korma Bulat-Bulat – Membaca Tanpa Memahami
VIA : Facebook Group Budaya Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang yang berlagak pandai,setiap melakukan sesuatu pekerjaan selalu lain daripada yang lain.Suatu hari dia mendengar sekelompok orang sedang bercakap-cakap,mengatakan jika memakan buah pir baik untuk gigi akan tetapi tidak baik bagi limpa.Sebaliknya jika mengkonsumsi buah bidara(zizyphus jujuba) tidak baik bagi gigi namun baik untuk limpa.Setelah mendengar pembicaraan tersebut,ia berpikir sejenak,tiba-tiba mengeluarkan komentar.
Kitab Xin Xin Ming dan Miyamoto Musashi
Budaya-Tionghoa.Net| Miyamoto Musashi (宫本 武 蔵) lahir di sekitar masa akhir Oda Nobunaga , juga dikenal sebagai Shinmen Takezo, Miyamoto Bennosuke, atau oleh nama Buddha Niten Dōraku. Musashi adalah seorang ronin, seorang seniman pedang Jepang dan mengembangkan gaya sendiri.Secara keseluruhan , Musashi telah melakukan 60 duel dan tidak terkalahkan. Dia adalah pendiri Hyōhō Niten Ichi-ryu atau Niten-ryu gaya pedang dan penulis Kitab Lima Elemen – The Book Of Five Rings (五 轮 书, Go Rin No Sho), Sebuah buku mengenai strategi, taktik, dan filsafat yang masih di pelajari banyak orang hingga saat ini.