Budaya-Tionghoa.Net | Balada Ching-Ching adalah sebuah kumpulan 13 cerita pendek karya cerpenis muda Maggie Tiojakin. Maggie adalah cerpenis yang biasa menulis cerpen-cerpennya dalam bahasa Inggris dan banyak dimuat di media-media berbahasa Inggris seperti The Jakarta Post, Writers Journal, La Petite Zine, Voice, dll. Sebelum meluncurkan kumpulan cerpen ini, Maggie yang pernah mereguk ilmu kepenulisan keratifnya di Boston AS ini pada 2006 yg lalu telah menerbitkan kumpulan cerpen berbahasa Inggris yang berjudul Homecoming (And Other Stories).
Siddhartha – Herman Hesse , Pencerahan Dari Sebuah Sungai
You can never step into same river twice – Heraklitus
Budaya-Tionghoa.Net | Siddhartha , seorang yang Brahmin yang rupawan dan senantiasa menjadi pusat perhatian gadis disekitarnya. Bersama temannya , Govinda , Siddhartha menjalani praktek kontemplasi dan meditasi. Ayahnya yang bangga merasa yakin bahwa Siddhartha akan menjadi guru besar , pangeran tak bermahkota. Govinda pun menganggap Siddharta sebagai patron.
SEBUAH CATATAN LAIN – Goenawan Mohamad
source: SiaR
Ketika Pramoedya Ananta Toer menerbitkan Hoakiau di Indonesia dan kemudian ditangkap, saya baru datang ke Jakarta. Umur saya 19. Saya datang dari sebuah sekolah menengah di udik, di Jawa Tengah. Di tahun 1960 itu, saya tak tahu apa saja yang terjadi di dunia. Saya tak tahu bahwa sebuah buku dilarang dan seorang pengarang terkenal dipenjarakan. Minat saya waktu itu agak terbatas. Kini saya bersyukur dapat membaca buku ini, yang hampir 40 tahun tersembunyi sebagai buku yang dilarang. Kini saya tahu apa yang terjadi, kurang-lebih.
Rasialisme Anti-Tionghoa Dan Percobaan Menjawabnya
Rasialisme anti-Tionghoa terbesar dan pertama kali terjadi pada 1740 jelas hasil permainan kekuasaan Kompeni alias VOC. Sumber-sumber otentik yang dipergunakan Jan Risconi dalam disertasinya Sja’ir Kompeni Welanda Berperang Dengan Tjina (1935) cukup jelas. Sayang dissertasi yang membahas syair berbahasa Melayu aksara Arab ini ditulis dalam bahasa Belanda sehingga untuk masa sekarangan ini agak sulit menjadi sumber rujukan. Kasus 1740 adalah rasialiane anti Tionghoa dari pihak Kompeni, dari pihak kekuasaan orang Barat/Belanda.
Resensi Buku : Sacred Mathematics: Japanese Temple Geometry
Geometry is like representational painting, concerned with concrete objects that have unique properties and exist in the real world. Fashionable artists despise representational painting, and fashionable mathematicians despise geometry (Freeman Dyson)
Budaya-Tionghoa.Net | Geometri memiliki keindahan seperti sebuah lukisan dengan objek yang konkrit dan properti yang unik , eksis dalam dunia nyata. Deret geometri tak ubahnya seperti lukisan diatas canvas , memiliki keindahan yang bisa terwujud dalam apa saja sebagaimana deret fibonaci bisa mengada dalam gulungan ombak , spiral galaksi , kuil parthenon . Bagaimana suatu pohon bambu yang patah membentuk segitiga mengilhami masyarakat kuno tentang suatu segitiga Phytagorean. Bagaimana masyarakat medieval terinspirasi dengan membuat sisi poligonal lebih banyak lagi agar bisa mendapatkan konstanta phi paling ideal