Para enghiong hookiat di seluruh negeri, cayhe ingin men-share informasi bahwa sekarang di Elex Comic Center Bintaro, Taman Galaxy, BSD, dan Kelapa Gading telah tersedia tjerita2 silat dari semua penerbit mulai dari Pantja Satya, ADD, Wastu, Tjan Bros dll sampai Vidya Sastra comics. Mulai dari karangan empu Chin Yung, Liang Yi Shen, Khu Lung, sampai Wen Rui An. Dan juga mutiara sastra seperti Sam Kok dan Tepi Air, dan juga cerita2 detektif jaman dulu (seri Judge Dee, Oey Eng).
Fuyong Bak Mengalahkan Fuyong Hai
Budaya-Tionghoa.Net | Fu Yong Hai yang ‘asli’ sudah punah, ‘Hai’nya sudah terlupakan dan diganti oleh ‘bak’. Bak (daging)nya bisa daging apa ajah: babai, ayam, udang (masih mending) atau sapi. Yang belum pernah denger: domba, kambing ataupun kuda, apalagi unta or jerapah or buaya. Kalau pie (kura) sih eman-eman, masih lebih layak dimasak oh atau ditim dong ya?
Resep Masakan : Fu Yung Hai Ala Oma
Budaya-Tionghoa.Net | Dalam tradisi keluarga saya , Fu Yung Hai itu adalah telur dadar campur daging/seafood disiram saus . Dapat di masak dengan cepat dan mudah. Di masa lampau , oma saya suka membuatnya untuk dijadikan bahan cemilan.
Tabel Komposisi Protein – Mantou
Budaya-Tionghoa.Net | Tabel Komposisi Protein Dalam Mantou [Dong , 2005 ] Osborne Fraction Solubility Behavior Composition Biological Role Functional Role Albumin Extractable [Air] Non Gluten Protein Metabolis Protein Struktural Variabel Globulin Extractable [Garam] Non Gluten Protein Metabolis Protein Struktural Variabel Gliadin Extractable [Alcohol] Glutein Protein Prolamin Dough Viscosity Plasticity Glutenin Extractable [Asetat] Glutein Protein Prolamin…
Upacara Pernikahan Tradisional – Chio Thau
Budaya-Tionghoa.Net | Upacara Chio Thau adalah upacara pernikahan tradisional Peranakan lengkap dengan segala pernak-pernik upacara yang menyertainya. Disebut Chio Thau 上頭―artinya ‘mendandani rambut/kepala’ (to dress the hair), bukan ‘naik ke kepala’―karena, dalam bagian terpenting upacara ini, di atas sebuah tetampah besar warna merah terlukis yin-yang 陰陽 dan menghadap sebuah gantang (dou 斗, tempat menakar beras), pengantin (laki-laki dan perempuan) disisiri oleh ibunya sebanyak tiga kali; setiap sisiran dibarengi dengan doa-doa tertentu: misalnya: sisiran pertama agar si pengantin diberi jodoh yang panjang, sisiran kedua: banyak rejekinya, sisiran ketiga: anak-anaknya semua menjadi orang yang membanggakan, dan sebagainya.