Budaya-Tionghoa.Net | Uang memang bisa membuat orang lebih semringah. Seperti pemandu rombongan kami di Guangzhou, yang sambil berkelakar menamsilkan kemajuan China. “Sepuluh tahun lalu, orang seperti saya memerlukan waktu sepuluh tahun untuk bisa membeli televisi. Kini, setiap bulan, saya mampu membeli lima televisi.”
Kebenaran Pelaku Tiao Tang /Tang Ki Di Mata Orang Awam [1]
Budaya-Tionghoa.Net | Tangki secara umum memiliki ciri khas yaitu dari cara melangkah. Hal ini disebabkan oleh 2 alasan. Pertama , Tangki ini merupakan murid “keturunan” dari tangki pertama yaitu Fei Fan pada masa dinasti Shang. Konon Fei Fan itu adalah orang yang kakinya cacat. Kedua, Tangki ini merupakan sisa dari kebudayaan kuno yaitu adanya para Jiang atau orang cacat sejak lahir yang dianggap merupakan “anugrah” untuk menjadi penghubung dunia manusia dan dunia dewa. Pada masa dinasti Xia dan Shang ( CMIIW, tapi seingat saya pada masa dinasti Shang ), jika terjadi bencana alam, banyak para Jiang itu juga dijadikan korban atau tumbal kepada Shangdi. Dan tentunya jika ramalan mereka meleset, kepala mereka juga taruhannya
Daftar 10 Batang Langit (Tiangan) dan 12 Cabang Bumi (Dizi)
Budaya-Tionghoa.Net | Karena 10 Batang Langit dan 12 Cabang Bumi merupakan unsur yang sangat penting dalam metafisika Tiongkok, pada kesempatan kali ini saya akan memposting daftar kesepuluh batang langit dan 12 cabang bumi tersebut
Tata Cara Sembahyang Sehari-hari
Budaya-Tionghoa.Net | Tata cara sembayang rakyat jelata alias minjian xinyang, secara umum dibagi 3 tata cara. Yang pertama adalah cara Buddha Mahayana, yang kedua cara Khong Hu Cu dan juga Tao. Semuanya menggunakan satu atau tiga batang hio.
秦良玉 Qin Liangyu – Panglima Wanita Miao di Jaman Ming
[Photo Courtesy : anniewongart.com]
Budaya-Tionghoa.Net | 秦良玉 Qin Liangyu (1574~1648) adalah seorang panglima wanita terkenal di masa jaman akhir dinasti Ming. Beliau lahir di provinsi Sichuan, dari keturunan etnis Miao. Selama masa mudanya, beliau belajar keahlian berkuda, memanah dan bela diri dari ayahnya. Dan juga mempelajari sastra, khususnya dalam bidang berpuisi. Ia menikah dengan seorang pemimpin militer daerah dan mendampingi suaminya dalam masa tugas dalam beberapa pertempuran kecil menghadapi panglima-panglima perang (panglima independen yang seringkali bertingkah laku seperti perampok) setempat di perbatasan barat daya dinasti Ming. Setelah suaminya meninggal, Qin Liangyu kemudian menggantikan posisi suaminya.