Sembahyang Rebutan dan Tradisi Purba
image : wikipedia
Budaya-Tionghoa.Net | Orang sering menyamakan antara sembahyang qiyue ban る yang berkaitan dengan GuiJie 碍竊 (festival hantu) atau sembahyang rebutan yang merupakan tradisi “kelenteng” dengan sembahyang ulambana versi Buddha. Hal ini ada benar dan ada salahnya, tergantung darimana kita menilainya.
Bakti Dan Ratapan Terhadap Orang Meninggal
Bukankah dalam budaya Tionghoa yang berlandaskan Konfusianisme , bakti adalah yang terutama (Pek sian hau uie siu/Bai shan xiao wei shou, yang artinya “Dari berbagai kebajikan, baktilah yang terutama”).
Tentang Panggilan: Apeq, Xiaojie, Guniang dan Meinv
‘Apeq’ adalah dialek Hokkian, sedang ‘apak’ dialek Hakka. Keduanya sama artinya, yaitu panggilan terhadap abangnya ayah, atau orang lain yang umurnya lebih dua dari ayah.
Atap Xuanshan dan Xieshan
Jenis atap berikutnya pada bangunan tradisional Tionghoa adalah ;
b. Model Atap “ Xuanshan-ding” 悬 山顶.
Yaitu merupakan bentuk atap pelana yang menggantung, atau tepi atap agak menjorok keluar – memiliki tritisan. Kalau pada yingshan-ding, tepi atap rata dengan tembok.