Budaya-Tionghoa.Net | Sebenarnya saya belum begitu lama mengenal Mas Kusno. Tapi saya sudah mulai tertarik kepadanya. Sebab dia selalu ngomong dan bercerita tentang hal-hal besar. Yang bukan urusan biasa sehari-hari, bukan hal sepele. Apa dia bilang? Katanya, kita yang hidup di luarnegeri ini, jangan hanya enak-enak saja, menikmati kehidupan sehari-hari, tanpa mengingat keadaan teman-teman dan anak-anak miskin di tanahair. Ingat anak-anak jalanan – ingat anak-anak yatim-piatu – anak-anak miskin yang hidupnya bukan hanya tidak mampu bersekolah, tetapi mau hiduppun susah! Sudah seharusnya kita ini mengulurkan tangan buat membantu mereka. Kiita harus berbuat demi anak-anak itu. Masaksih kita tidak bisa menyumbang barangkan sedikit – memisahkan uang pendapatan kita barangkan satu dua euro – atau seberapalah semampu kita.
Pikiran Seorang Dokter Yang Menderita Kanker [2]
Budaya-Tionghoa.Net|
Karena penyakit kanker aku berusaha
seberapa bisa melepaskan keterikatan hidup
Jangan sampai aku berpandangan sempit
Jangan sampai menganggu temperamenku
Aku masih mau bekerja, mau belajar
tetapi kekurangan waktu dan tenaga
Aku memberikan waktu lebih banyak untuk keluarga dan teman
Aku makan apa yang aku suka, tetapi yang sehat
Aku vakansi ke tempat-tempat yang aku senang
Aku tidak akan menyimpan barang yang aku hargai
Aku akan pakai semua barang yang aku suka
Aku tidak menyimpan semua kejadian didunia
sebagai satu kejadian yang istimewa
Karena setiap hari aku hidup adalah suatu
kejadian yang istimewa padaku.
Aku percaya pada diriku, percaya pada dokter
yang mengobati aku dan obat yang diberikan padaku
Aku percaya pada Tuhan dan Pembantu-Pembantunya
Dr. Han Hwie-Song
Breda, 7 juni 2004
Pikiran Seorang Dokter Yang Menderita Kanker [1]
Budaya-Tionghoa.Net|
Taoisme mengajar bahwa hidup selalu berubah
Ada kesenangan, kesedihan, kesehatan dan berpenyakit
Karena itu mempertahankan kehidupan,
bukan hanya untuk hidup itu saja
Surat Dari Jakarta [3] – Sekitar Jembatan Ancol
Budaya-Tionghoa.Net | Ketika hari Sabtu itu, ada ujian pelajar kecantikan dan kapsalon. Ketrampilan menghias wajah – kepala dan rambut. Setiap calon pengikut-ujian sudah menyiapkan modelnya masing-masing. Dan sudah menyiapkan perangkat alat-alat hias dan kecantikan – sekeranjang alat-alat disiapkan di meja yang memang tersedia buat keperluan tersebut. Sejumlah 20 orang siswa segera akan menghadapi ujian. Semua pelajar yang rata-rata sudah dewasa – yang dulunya juga bersekolah di Sekolah Darurat KARTINI Ancol ini, kini terus meningkatkan kelanjutan pelajarannya. Dan semuanya berasal dari sekitar Jembatan ANCOL ini serta perumuhan kumuh Jakarta Utara.
Surat Dari Jakarta [2]
Budaya-Tionghoa.Net | Ada kebiasaan yang baik di kalangan anggota milis jalansutra, yang saya salah seorang anggotanya. Pabila seseorang pulang dari perantauan dan datang ke Indonesia – Jakarta, akan selalu dijamu makan bersama. Dan ketika hari itu ada beberapa orang datang dari Singapura danseorang dari Paris – saya,- yang diundang makan bersama. Deasy seorang aktivis dari milis jalansutra menilpun saya apakah saya sempat menghadiri perjamuan itu. Saya jawab, bisa dan siap. Kata Deasy, dia siap menjemput di Cibubur atau di suatu tempat.