Budaya-Tionghoa.Net | Kami berangkat dari Schiphol pada tanggal 24 maret jam 19.30 dan sampai di Cairo pada jam 01.00 pagi (local time, maju satu jam dari jam Eropa) dan sampai di Sheraton hotel kira kira jam 02.30 pagi. Kami “check in” di resepsi dan kami mendapatkan kamar ditingkat bawah (ground floor) didepan swimming pool dengan pohon pohon tropis disektarnya. Kami berdua lalu cepat masuk kamar, cepat cepat mandi dan lalu tidur.
Kehidupan Kami Di Hongkong (1972-1973) [4] – Bahaya dan Keuntungan , Wei-ji
Kalau sudah dipikir matang matang suatu keputusan, kerjakan dengan konsekuen keputusan itu
Kalau tidak berani mengambil risiko, tidak bisa mendapatkan keberhasilan (Wei-Ji, bahaya dan keuntungan)
Budaya-Tionghoa.Net | Istriku berkata padaku: “Fei Shuang, kita harus ke rumahnya koh dan enso Tan, untuk memberi tahu bahwa kami kemungkinan besar pergi ke Belanda untuk bekerja disana. Tilponlah mereka dan janji kapan kita bisa ke sana.” “Benar, aku juga berpikir demikian. Mereka adalah orang yang pertama tama menerima kita sewaktu kita datang di Hongkong. Budi mereka kita tidak boleh lupahkan. Baik saya tilpon mereka” Aku lalu bangun dari tempat dudukku dan menilponnya. Pak Tan gembira menerima kabarku dan mereka akan menerima kami besok malam jam 19.00.
Kehidupan Kami Di Hongkong (1972-1973) [3] – Kalau Merencanakan Ratusan Tahun , Didiklah Manusia
Kalau kita merencanakan satu tahun, tanamlah padi
Kalau kita merencanakan sepuluh tahun, tanamlah pohon
Kalau kita merencanakan ratusan tahun, didiklah manusia. (kultur Tionghoa)
Budaya-Tionghoa.Net | Pada bulan april 1973, kira kira lima bulan sesudah kami tinggal di Hongkong, kami sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan penghidupan di Hongkong. Kami mempunyai ruang berpikir lebih luas dari beberapa bulan sebelumnya. Untuk mempertinggi Qin (cinta kasih dalam keluarga) kadang kadang pada hari minggu kami sekeluarga pergi ke pantai atau makan direstoran untuk “Yam Cha”. Atau pergi ke teman lalu bersama-sama menonton bioskop atau makan bersama. Dengan demikian jiwa dan pikiran anak anakku menjadi sehat dan juga mereka mulai dapat menyusuaikan dengan penghidupan di Honkong. Mereka kadang kadang menggunakan kata kata kantonis dalam bahasa mandarin dalam komunikasi antar saudara. Pagi anak anakku berangkat sekolah dengan bus dan membawa makanan yang sebelumnya sudah disediakan oleh ibunya, sore mereka pulang diantar dengan bus sampai depan gedung apartemen kami. Mereka lalu bermain bertiga dengan bebas tanpa takut takut. Atau menonton TV. Kami tahu bahwa untuk hari depan anak anak kita, kita harus investasi baik tenaga maupun materiil. Segala tindakan kami yang kami kerjakan seperti Weiguo, lalu Chuguo semua dengan tujuan untuk hari depan anak cucu kami.
Kehidupan Kami Di Hongkong (1972-1973) [2] – “A Friend In Need Is A Friend Indeed”
Mendengar perkataan yang manis, jangan lantas percaya
Orang yang bicara itu belum tentu adalah temanmu yang baik
Lihatlah apakah kata katanya dipraktikkan menurut janjinya.
Budaya-Tionghoa.Net | Kami tinggal di Hongkong namun berhubung kesibukan kami dalam perjoangan hidup kami tidak ada ketika untuk melihat dan menikmati pemandangan Hongkong yang terkenal didunia, sebagai New York kedua. Pemandangan malam penuh dengan sinar lampu yang bergermerlapan dari ribuan lampu lampu reclame tidak sedikitpun menyadarkan keindahan pulau Hongkong padaku.
Cina Penjajah Ekonomi Rakyat ?
Budaya-Tionghoa.Net | Rekan-rekan yang terkasih, Ini oleh-oleh dari Semarang. Minggu lalu saya bersama-sama dengan Saudara Andrew Huang dan Daniel bertemu di Semarang untuk mencari dana penerbitan buku budaya Tionghoa. Ada hal menarik yang ingin saya sampaikan pada rekan-rekan sekalian. Kami bertemu dengan seorang tokoh Etnis Tionghoa Semarang dan membicarakan mengenai buku itu.