Budaya-Tionghoa.Net | Sulitnya Lintasan Shu atau dalam bahasa aslinya Shudao Nan (蜀道难 ) sebenarnya adalah sebuah lagu rakyat kuno. Zaman sebelum Li Bai, lagu ini hanya terdiri dari beberapa potong kalimat dan bentuknya pun sangat sederhana. Isinya mengungkapkan sulitnya lintasan menuju tanah Shu yang kini dikenal dengan nama provinsi Sicuan, dan masih menggunakan kata Shu sebagai singkatan namanya.
Tag: Li Bai
Sanjak Dinasti Tang – Batu Permata di Puncak Mahkota
Budaya-Tionghoa.Net | Setelah melewati masa Dinasti Sui (581-618M) yang singkat , puisi klasik mencapai puncaknya pada masa Dinasti Tang (618-907M). Bila puisi adalah mahkota sastra klasik Tiongkok , maka Sanjak Tang adalah batu permata di puncak mahkota .
[Q-A] Mengenai Chinese Shandong , Perbedaan Masyarakat Tiongkok Utara-Selatan
Tanya : Dear kawan kawanku sebudaya, Bisakah sedikit menyampaikan pengetahuan mengenai keberadaan Etnis Chinese Shantung.Asal muasalnya dari mana dan dari segala macam budaya nya. Karena yang saya lihat dan rasakan, sedikit berbeda dengan etnis Chinese lainnya bahwa etnis yang lain dikelilingi oleh aturan2 budaya yang kurang lebih sama seperti perayaan imlek, permainan barongsai, ceng beng, dsb.Tetapi kenapa justru yang saya dapati bahwa Shantung tidak memiliki latar belakang budaya seperti tersebut diatas. Mohon pencerahannya, Terimakasih,
Li Bai & Purnama Di Bukit Langit
Budaya-Tionghoa.Net | Li Bai membuka sajak ‘rembulan bukit perbatasan – guan shan yue’, (purnama di bukit langit, zhou fu yuan, gramedia, hal 30) dengan kalimat ‘ming yue chu tien shan – bulan purnama terbit di bukit langit (bukit langit = thian san)’ dan menutup bait pertama dengan ‘terus bertiup melintasi gerbang kumala (gerbang kumala = Giok Boen koan – yu men guan)’ . Apa yang menarik di puisi ini? Dimanakah Li Bai melihat purnama terbit di Thian San (bukit langit)? Pernahkah Li Bai kesana? Dimanakah Thian San dan dimanakah Giok Boen Koan?
Purnama di Bukit Langit – Antologi Puisi Tiongkok Klasik
Budaya-Tionghoa.Net | Ada dua nama yang tercatat secara gemilang dalam sejarah kebangkitan kembali genre cerita silat di Indonesia setelah tahun 2000.Yang pertama adalah Zhou Fuyuan (Skalaras), karena dialah orang pertama yang di era kebangkitan kembali cerita silat di Indonesia telah menerjemahkan cerita silat yang belum pernah diterjemahkan sebelumnya. Yaitu satu-satunya karya Chin Yung yang sampai saat itu belum diterjemahkan, “Pedang Gadis Wat (Yueh Nu Jian)”, diterjemahkannya di tahun 2003.