Budaya-Tionghoa.Net | Saat berdiskusi mengenai ketua Mao, banyak orang yg menyebut dia sebagai tokoh progesif yang anti segala budaya kuno. Berhubung dia selalu meneriakkan mengganyang yang lama menyambut yang baru! Padahal, kenyataan sesungguhnya tidak persis seperti itu.
Tag: sastra
Siddhartha – Herman Hesse , Pencerahan Dari Sebuah Sungai
You can never step into same river twice – Heraklitus
Budaya-Tionghoa.Net | Siddhartha , seorang yang Brahmin yang rupawan dan senantiasa menjadi pusat perhatian gadis disekitarnya. Bersama temannya , Govinda , Siddhartha menjalani praktek kontemplasi dan meditasi. Ayahnya yang bangga merasa yakin bahwa Siddhartha akan menjadi guru besar , pangeran tak bermahkota. Govinda pun menganggap Siddharta sebagai patron.
Dari Clara Hingga ‘Yin Galema’: Tionghoa dalam Karya Fiksi di masa Reformasi
Budaya-Tionghoa.Net | Salah satu fenomena menarik yang belum banyak disoroti dalam masa Reformasi adalah bermunculannya beragam jenis buku dengan tema ketionghoaan (dalam arti menyangkut segala sesuatu mengenai orang Tionghoa di Indonesia) dalam konteks Indonesia , baik dalam wujud karya fiksi maupun non-fiksi. Berhubung karya-karya non-fiksi sudah banyak dibahas, baik dalam kajian ilmiah maupun populer (misalnya resensi buku di media massa), maka tulisan ini hanya akan menyoroti karya-karya fiksi yang secara spesifik memuat tema atau menyoroti kehidupan etnis Indonesia Tionghoa, buah pena penulis keturunan Tionghoa maupun non-Tionghoa. Adapun karya yang ber-setting Tiongkok tidak dimasukkan di sini, misalnya novel best seller Sanie B. Kuncoro berjudul Ma Yan (2009) tentang seorang anak kecil dari Zhangjiashu yang ingin mendapatkan pendidikan.
Sastra di Zaman Tiongkok Dulu
Budaya-Tionghoa.Net | Periodesasi kejayaan sastra di Tiongkok, ditandai dengan zaman dinasti Tang ( 518 – 906 ). Zaman itu sering disebut zaman-emasnya-sastra. Menurut catatan sejarah, pada zaman itu ada sejumlah 2200 penyair dan telah menghasilkan 50.000 puisi.
Beda Orang Tionghoa dan Orang Jepang
Budaya-Tionghoa.Net |Lama sekali saia ingin bisa menerangken ini ilmoe, sebagimana tjaranja atoeran rentjana rentjana ilmoe pladjaran dzaman sekarang, aken kagoenaannja tenaganja dan kaboektiannja ilmoe ini, aken tetapi saia sendiri masih sangsi krana ada apa-apa jang membikin saia merasa bimbang, maka terpaksa kainginan saia itoe tertoenda; boekannja saia sengadja merasiaken atawa menggaibken hanja ada apa-apa jang saia toenggoe.